Edukasi

Seminar Awam Bicara Sehat Spesial Hari Anak Nasional: Anak Terlindungi, Indonesia Maju

RSUI kembali menggelar rangkaian seminar awam dengan tajuk utama: “Anak Terlindungi, Indonesia Maju”.

RUZKA REPUBLIKA -- Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) kembali menggelar rangkaian seminar awam dengan tajuk utama: “Anak Terlindungi, Indonesia Maju”. Seminar ini juga turut memeriahkan Hari Anak Nasional (HAN) 2024 yang diperingati pada 23 Juli.

Sesuai dengan tema besar Hari Anak Nasional (HAN) Tahun 2024 yaitu “Anak Terlindungi, Indonesia Maju”, institusi kesehatan salah satunya RSUI memiliki peran penting dalam melindungi anak Indonesia baik secara fisik dan mental.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Salah satunya imunisasi merupakan hak anak yang harus diberikan sebagai bagian dari perlindungan dasar untuk anak. Mengikuti perkembangan zaman kemajuan teknologi dan informasi, sehingga tak dapat dipungkiri anak pada masa ini telah terpapar pada internet sejak dini, tanpa sadar hal ini dapat mempengaruhi kesehatan mental pada anak.

Baca Juga: Jaga Kualitas Udara, DLHK Depok Uji Emis Kendaraan, Gratis!

Oleh karena itu, melindungi anak dengan imunisasi dan edukasi tentang pentingnya berinternet secara sehat sangat penting untuk dibahas.

Seminar Awam Bicara Sehat ini hadir untuk memberikan pengetahuan dan informasi seputar isu yang diangkat. Kali ini dimoderatori oleh dr. Wahyu Ika Wardhani, M.Biomed, M.Gizi, Sp.GK(K), Dokter Spesialis Gizi Klinik sekaligus Kepala Instalasi Promosi Kesehatan RSUI.

Dokter Spesialis Anak RSUI, dr. Fatimah Sania, Sp.A sekaligus narasumber pada seminar awam kali ini menyampaikan bahwa vaksinasi merupakan proses pemberian vaksin dengan cara disuntikkan atau diteteskan ke dalam mulut untuk meningkatkan produksi antibodi guna menangkal penyakit tertentu.

Baca Juga: Padang Wicaksono Lakukan Sejumlah Gebrakan dalam Memimpin Vokasi UI

Sementara itu, imunisasi adalah proses dalam tubuh agar seseorang memiliki kekebalan terhadap suatu penyakit.

“Tujuan imunisasi adalah untuk melindungi individu dari penyakit, komplikasi penyakit, kematian atau cacat berat akibat penyakit. Serta tujuan jangka panjang yaitu untuk menurunkan prevalensi penyakit dan tujuan paling akhir adalah dapat memusnahkan penyakit atau eradikasi," jelas Fatimah.

Baca Juga: Disdik Depok Imbau Sekolah Swasta Buka Pendaftaran untuk Siswa Gagal Masuk SMA/SMK Negeri

Ada beberapa tahap bagaimana imunisasi dapat melindungi anak, yaitu:

1. Vaksin dapat menyerupai bakteri atau virus menggunakan materi genetiknya atau bentuk mati ataupun bentuk dilemahkan dari bakteri atau virus.

2. Tubuh merespons masuknya vaksin dan mengaktivasi alarm pertahanan dalam tubuh.

3. Saat tiba waktunya menghadapi virus atau bakteri pertahanan tubuh sudah siap karena sudah memiliki pertahanan aktif hasil vaksin. Dengan adanya imunisasi diharapkan anak-anak dapat terlindungi dari risiko-risiko penyakit yang dapat mengancam hidup anak.

Baca Juga: Program PESIAR Bantu Tingkatkan Kepesertaan Aktif BPJS Kesehatan di Depok

"Sejak tahun 2022-2024 telah dilaporkan 12 kasus kelumpuhan yang disebabkan oleh virus polio. Sebanyak 32 provinsi di Indonesia masuk dalam kategori risiko tinggi polio. Oleh karena itu, pemerintah melakukan PIN polio tahap I dan tahap II pada tahun 2024 ini yang dilakukan secara bertahap pada beberapa wilayah di Indonesia” ungkap Fatimah.

Selanjutnya narasumber kedua diisi oleh Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa RSUI, dr. Jubilate Edward Iruanto Tambun, Sp.KJ yang akrab disapa dr. Iru membawakan materi dengan tema Anak Cerdas, Berinternet Sehat. Beliau menjelaskan adanya peningkatan waktu anak dalam menggunakan gadget dari 2.5 jam/hari saat sebelum pandemi menjadi lebih dari 4 jam setelah pandemi Covid-19 lalu.

Peningkatan penggunaan gadget ditemukan pada anak berusia 12-16 tahun. Sekolah secara online membuat anak terbiasa berinteraksi secara online.

Baca Juga: IMERC UI Jalin Silaturahmi dan Diskusi dengan Kedubes Palestina

“Walaupun pandemi telah berlalu, namun ternyata penggunaan gadget yang semula untuk keperluan belajar, kini bergeser menjadi sumber hiburan. Bahkan untuk anak dibawah 11 tahun, mereka menonton video youtube setiap hari. Ada juga orang tua yang menggunakan gadget sebagai baby sitter yang dapat memberikan anak hiburan dan distraksi” paparnya.

Meskipun demikian, internet pada anak mempunyai banyak manfaat. 46% orang dewasa mengaku tidak dapat hidup tanpa internet. Internet dan sosial media memberikan fasilitas untuk terhubung secara sosial untuk berteman, dan menyediakan dukungan sosial dibutuhkan oleh semua manusia.

Internet juga membantu meningkatkan kemampuan dalam mengenali informasi yang dibutuhkan. Sosial media memfasilitasi akses dan interaksi dengan orang lain yang berbeda dari diri mereka sendiri, yang dapat meningkatkan pemahaman dan empati.

Baca Juga: PPDB Usai, Permohonan Wali Kota Depok untuk Optimalisasi Tak Dipenuhi Pemprov Jabar, Ini Solusinya

Dampak negatif dari penggunaan internet salah satunya adalah FOMO atau Fear Of Missing Off. FOMO cukup familiar akhir-akhir ini, FOMO didefinisikan sebagai rasa takut atau cemas akan kehilangan momen berharga dimana individu atau kelompok tidak dapat hadir di dalamnya.

FOMO menyebabkan penggunaan handphone yang berlebihan dan dapat memicu kecemasan dan depresi. FOMO menyebabkan seseorang selalu membawa handphone hingga ke tempat tidur dan memeriksa handphone secara berulang untuk memeriksa notifikasi.

Blue light yang dipancarkan oleh handphone dapat mengganggu irama sirkardian yang menggangu pola tidur seseorang.

Baca Juga: Selamat Ginting: Jika Kamala Harris Jadi Presiden, AS Berubah Arah Soal Israel di Palestina

Penggunaan internet dan sosial media yang berlebih pada anak juga berasosiasi dengan kejadian obesitas pada anak karena kurangnya aktivitas fisik anak yang digantikan oleh gadget.

Risiko depresi dan masalah kesehatan mental lain pada anak yang menggunakan gadget secara berlebih juga meningkat jika dibandingkan dengan anak yang penggunaan gadgetnya lebih sedikit.

“Setiap peningkatan durasi penggunaan gadget sebanyak 1 jam berkaitan dengan peningkatan 1.5 kali gejala depresi pada anak. Hal ini berkaitan dengan cyber bullying yang kerap terjadi pada anak," terang Jubilate.

Baca Juga: Bahan Pangan di Pasar Cisalak Depok Dijamin Bebas Bahan Pengawet

Beberapa hal yang direkomendasikan untuk orang tua agar dampak negatif penggunaan gadget berkurang adalah sebagai berikut.

1. Membatasi waktu penggunaan gadget, internet, maupun sosial media pada anak.

2. Mengganti waktu yang anak habiskan dengan gadget dengan aktivitas fisik.

3. Menetapkan ruangan atau waktu yang bebas gadget, yang juga harus ditaati oleh orang tua.

Baca Juga: Pilkada 2024, Proses Coklit Selesai 100%, 1,4 Juta Warga Depok Terdaftar Jadi Pemilih

Adiksi internet merupakan salah satu adiksi perilaku, berbeda dengan adiksi lain misalnya adiksi narkotika atau narkoba. Saat ini, adiksi gadget sering dijumpai kasusnya pada anak.

Tanda anak sudah mengalami adiksi gadget diantaranya adalah waktu penggunaan internet yang berlebihan, tidak dapat menahan diri dan memiliki pengendalian diri yang buruk, dan pikirannya juga terprovokasi untuk terus menerus mencari internet atau gadget.

Bagi Sahabat RSUI yang masih memerlukan informasi lebih lanjut terkait kesehatan fisik dan mental anak, dapat membuat perjanjian dengan mengunjugi dokter anak atau dokter spesialis kedokteran jiwa https://rs.ui.ac.id/umum/pasien-pengunjung/cari-dokter.

Baca Juga: Rethinking Your Legacy

RSUI berharap kegiatan Seminar Awam Bicara Sehat Virtual ini dapat terus hadir sebagai salah satu upaya promotif dan preventif kepada masyarakat luas.

Untuk mendapatkan informasi terkait pelaksanaan seminar Bicara Sehat selanjutnya dapat dipantau melalui website dan media sosial RSUI. (***)

Berita Terkait

Image

Bisa Dicover BPJS Ketenagakerjaan, Begini Cara Penanganan Ortopedi dari Penyakit Akibat Kerja

Image

Yuk, Cegah dan Deteksi Dini Kanker Tiroid

Image

Tingkatkan Kapasitas Bidan dan perawat, RSUI Buat Program Sekolah Tangguh Cegah Stunting di Baduy