Cerpen: Obrolan Tiga Lelaki
Cerpen: Obrolan Tiga Lelaki
Oleh Fanny J Poyk*
ruzka.republika.co.id--Tiga lelaki berusia sekitar lima dan enam puluh tahun duduk melingkari meja bundar yang berhadapan dengan kolam renang di rumah mewah itu.
Wajah ketiganya mulai menua. Satu berpenampilan modis, dia si pemilik rumah.
Dari sudut gesture dan gaya bicaranya cukup tertata baik, dengan balutan material yang membungkus rotasi kehidupannya. Ia terlihat tampan, tak berperut dan six pack.
Penampilannya memang berbeda dari lelaki pertama dan ketiga yang kurang stylist.
Begitulah, dua lelaki lainnya dengan balutan khas seniman, penyair, mulai bertutur tentang kilas balik masa lalu, kala mereka masih tangguh di ranah kepenulisan dan kilatan nama menjulang seperti meteor yang melintasi cakrawala.
Baca Juga: Energi Bersih Harus Dibersihkan, Kandidat Capres Harus Prioritaskan Pemenuhan Energi Berbasis Lokal
Tiga lelaki ini lalu berkisah tentang kejayaan masa lalu khususnya kala ketampanan belum terenggut dari raut wajah dan kerutan belum menonjol dengan perkasa.
Kenangan tentang kegantengan dan pujaan dari para penggemar khususnya perempuan, mulai mendominasi percakapan.
Termasuk para mantan selingkuhan. Lalu tiga lelaki mulai mengisahkan tentang pacar-pacar mereka. Tentu saja para kekasih gelap itu tidak terlihat nyata di depan mata para istri mereka.
Kisah yang hanya mereka saja yang tahu dan menyimpannya dengan kerapihan yang sempurna di mana menurut mereka kesempurnaan yang teramat lihai telah mereka lakukan.
Baca Juga: Tak Punya BPJS, Warga KTP Depok Bisa Berobat Gratis
Khususnya kala mereka masih berjaya juga tampan dan kocek dua seniman itu tak pernah kosong. Kalau lelaki ketiga memang pengusaha yang kaya raya, dia selalu disebut sultan, entah sultan darimana.
"Saya akan bersujud di dengkul istri saya saat ada yang membisikkan padanya tentang perselingkuhan saya. Kemudian saya akan mengeluarkan uang bergepok-gepok segingga senyum sumringahnya kembali muncul. Setelah itu urusan curiga-mencurigai selesai. Istri saya kembali percaya pada saya dan tidak uring-uringan lagi. Nanti jika dia marah lagi dan wajahnya merengut seperti nenek lampir, saya akan berlutut dan mengeluarkan semua ilmu puja-puji untuk meyakinkannya lagi. Begitu seterusnya sampai ritual bersimpuh di dengkul istri saya terlupakan karena dia sudah bosan," kata lelaki berusia enam puluhan dengan kepulan asap rokok yang ke luar beruntun dari bibirnya.
“Saya tidak seperti itu,” kata si lelaki kedua yang memiliki rumah mewah dan kaya itu.
Baca Juga: Depok Imbau Tenaga Pendidik Ikuti Program Guru Penggerak
“Saya tidak mau terjebak di dalam permainan rasa yang nanti akan membawa saya pada masalah rumit, khususnya dari pihak si perempuan. Jika saya suka, saya cukup membayarnya sesuai dengan kesepakatan. Setelah urusan persyahwatan selesai, saya memberinya uang dan dia menerimanya dengan senang hati. Usai bertransaksi, semuanya tuntas, kami tidak akan memperpanjang urusan yang menyangkut kata-kata dengan segala metafora atau diksi yang megalomania. Urusan terpenting saya setelah itu adalah keluarga, istri dan anak-anak saya," katanya dengan wajah dingin dan datar.
Lelaki ketiga yang berprofesi sebagai jurnalis, tersenyum penuh arti. Ia yang terlihat pendiam ini, semula tidak mau memberikan pendapatnya. Namun karena percakapan kian seru, akhirnya dia mau juga mengungkapkan isi hatinya.
Katanya dengan kalem, “saya punya istri siri satu, tapi istri sah saya tidak tahu. Kami berhubungan sejak dua tahun yang lalu. Kami berkomitmen untuk menjaga rahasia serapat mungkin. Sayang, memasuki tahun ketiga…”
Baca Juga: Pemilu 2024, 7 RS di Depok Siap Layani Pasien Stres dan Stroke
Lelaki itu menghentikan ucapannya sejenak. Ia menghisap rokok yang berada di sela telunjuk dan jari tengahnya. Dua lelaki pertama dan kedua menunggu dengan tidak sabar.
“Dia meninggal tiba-tiba di kamar kostnya. Istriku pernah mendatangi tempat ia kost. Kata para tetangga, mereka terlibat pertengkaran hebat. Aku tidak menduga istriku tahu tentang istri siriku, padahal rahasia aku menikah siri sudah kututup dengan rapi. Entah siapa yang membocorkannya. Ketika kutemui dia di rumah sakit, dokter forensik yang memeriksanya mengatakan kalau ada yang tidak beres dengan kematian istri siriku itu. Ketidakberesan itu tidak bisa kuceritakan pada kalian. Sangat mengerikan dan sensitive. Maaf,” kata lelaki ketiga.
Melalui media sosial, dua lelaki yang masih penasaran itu akhirnya tahu apa yang terjadi dengan istri siri lelaki ketiga. Penyakit misterius yang menyerang perempuan itu telah membuatnya meninggal secara absurd. Meski demikian, tanda tanya dengan jawaban yang menggantung dan tidak pasti terus berkumandang di lini massa.
Baca Juga: Disdik Depok Raih Penghargaan Kota Teraktif dalam Fasilitas Komunitas Belajar
Pertanyaan para netizen belum terjawabkan. Lelaki pertama dan kedua terus menebak apa yang telah terjadi pada perempuan itu.
Ternyata perempuan yang menjadi istri siri itu meninggal dengan penyakit yang aneh.
Menurut pemeriksaan dokter forensik, di vaginanya penuh dengan belatung dan ulat-ulat kecil. Penyakit apakah itu?
Atau, apakah ini penyakit supranatural yang tidak bisa dibuktikan dengan teori kedokteran?
Baca Juga: Netizen Heboh, BCL Nggak Pilih Ariel, Siapa Sosok Pria yang Beruntung?
Lelaki ketiga memandang air kolam yang bergelombang kecil tertiup angin dan gerimis senja. Dia sendiri terlihat bingung.
“Sekarang aku benar-benar bertobat, tak mau bermain di ranah perselingkuhan lagi.” Ujar lelaki pertama kemudian.
“Aku takut, sebab nanti si perempuan selingkuhanku kena penykait aneh lagi. Istriku sepertinya bisa menerawang,” imbuh lelaki ketiga.
“Aku, mulai ngeri dengan HIV, hepatitis juga raja singa alias sipilis. Isteriku sejak menanam implan silikon di dadanya, dia terlihat tambah seksi. Kami jadi semakin mesra. Paling tidak sekarang aku mulai ngurang-ngurangin dosa lah,” kata lelaki ketiga.
Baca Juga: Dinkes Depok Gencar Tegakan Perda KTR di 7 Lokus dan 8 Indikator Kepatuhan
Ketika senja semakin menghitam dan bintang-bintang mulai bermunculan. Obrolan mulai beralih topik. Tepatnya ke masalah politik.
Mereka memperbincangkan siapa calon yang akan menjadi Presiden di tahun 2024 nanti. Masing-masing memberikan pilihannya.
Tentu dengan alasan dan analisis serta data base yang akurat perihal calon yang mereka unggulkan.
Baca Juga: Pemkot Depok Gandeng TNI dan Polri Bentuk Satgas Kesiapsiagaan Bencana di Musim Penghujan
Dan, saya sebagai pendengar sekaligus penulis kisah ini, tidak mau memberikan komentar, sebab siapa pun yang menjadi presiden, suara yang sudah saya berikan tak ada untungnya bagi saya.
Saya sama seperti warga negara negeri ini, melihat dan memantau beberapa presiden terpilih dengan perasaan datar tanpa gejolak.
Tokoh, jika mereka menang, saya dipilih jadi Ketua RT atau RW pun tidak. Jadi, saya akan terus menunggu kisah dari tiga lelaki ini, apakah mereka masih berselingkuh atau tidak. (***)
*Penulis merupakan wartawan senior dan cerpenis.