Gaya Hidup

Ini Rahasia Cantik Sambil Lestarikan Bumi, Panduan Praktis mengenai Sustainable Beauty

Dukung petani lokal dan kaum marginal, kolaborasi Botanical Essentials bersama Givaudan dan Liberty Society telah kurangi jejak karbon dari transportasi dan produksi jarak jauh.

ruzka.republika.co.id--Sustainable beauty kini menjadi alternatif yang makin digandrungi, karena dapat merawat kecantikan tubuh sekaligus melestarikan bumi dengan cara mudah dan menyenangkan.

Movement ini didukung berbagai inovasi di industri kecantikan yang memperkaya pilihan konsumen dapatkan produk kecantikan ramah lingkungan.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Sebelum melengkapi skincare regime kamu di tahun 2024, yuk intip empat tips berikut agar kamu dapat merawat kecantikan diri, sambil mempertahankan kelestarian bumi:

Baca Juga: Membangun Budaya Literasi di Depok, Merupakan Tanggung Jawab Bersama

1. Kesehatan kulit yang terinspirasi dari alam.

Kemajuan di industri kecantikan, kini ditandai dengan hadirnya berbagai brand yang mengganti synthetic ingredients dengan bahan alami yang ramah lingkungan, termasuk active ingredients.

Melalui kecanggihan teknologi, konsumen dapat merawat kesehatan rambut, kulit, hingga kuku mereka dengan bahan-bahan alami yang dikembangkan tanpa melibatkan uji coba terhadap hewan.

Botanical Essentials, brand premium personal care lokal, menggantikan squalene dengan squalane, yang meskipun hanya berbeda satu huruf, namun sumber dari kedua senyawa alami ini sangatlah berbeda.

Squalene berasal dari minyak hati ikan hiu, sementara squalane dihasilkan dari fermentasi tebu yang lebih ramah lingkungan. Squalane sendiri bekerja sebagai powerful anti-aging yang ampuh mendorong produksi kolagen pada kulit untuk merawat kelembapannya.

Tidak hanya itu, Botanical Essentials juga memanfaatkan ekstrak biji rambutan yang kaya akan vitamin, mineral, dan senyawa antioksidan, untuk mendorong pertumbuhan dan ketebalan rambut untuk rangkaian produk shampoo.

Baca Juga: UI Nomor 1 di Indonesia dan Top 10 di Asia Tenggara, Versi Webometrics Ranking of World Universitas

2. Memanfaatkan bahan alami yang diperoleh dengan sustainable farming.

Sustainable beauty juga mengacu pada metode pertanian yang dirancang untuk menjaga keseimbangan ekologi, sosial, dan ekonomi, untuk memproduksi bahan baku produk.

Dengan memilih produk kecantikan yang menerapkan sustainable farming atau pertanian berkelanjutan, konsumen dapat merawat kecantikan sekaligus melindungi lingkungan, meningkatkan kesejahteraan sosial, dan memastikan kelangsungan ekonomi untuk para petani.

Botanical Essentials berkolaborasi dengan Givaudan, perusahaan flavors and fragrances yang menerapkan prinsip pertanian berkelanjutan, seperti metode pertanian organik tanpa pestisida, rotasi tanaman untuk kesuburan tanah pertanian, serta pengelolaan air secara efisien.

Baca Juga: Menulis dan Cerpen

Melalui kolaborasi ini, Botanical Essentials mendukung petani lokal meningkatkan ketahanan pertanian mereka sebanyak 25% dan menghemat penggunaan bahan bakar pada peralatan mereka sebesar 50%.

3. Inovasi melalui eco-friendly packaging.

Tidak dipungkiri, kemasan skincare menjadi salah satu kontributor sampah di lingkungan sekitar.

Oleh karena itu, konsep keberlanjutan dalam industri kecantikan kini diwujudkan dalam penggunaan kemasan alternatif yang lebih ramah lingkungan.

Tidak sedikit diantaranya juga memberikan benefit bagi konsumen yang mau terlibat dalam upaya brand menerapkan sustainable beauty.

Baca Juga: Apakah Utang Debitur yang Telah Meninggal Dunia Wajib Dilunasi Ahli Waris

Botanical Essentials menggunakan botol berbahan PET atau plastik PET yang dihasilkan dari proses daur ulang menggunakan berbagai beauty brand dan kemasan minuman. Konsumen dapat mendukung movement ini dengan menukarkan empties bottle di waste box Botanical Essentials dan mendapatkan hadiah menarik.

Kegiatan ini bisa konsumen lakukan di pop-up booth Botanical Essentials, di Grand Indonesia West Mall 2nd floor.

4. Pemberdayaan industri lokal dan komunitas sekitar.

Dengan membeli produk lokal, konsumen secara tidak langsung mengurangi jejak karbon dari transportasi dan produksi jarak jauh, serta memberi dukungan finansial kepada pengusaha dan industri manufaktur lokal.

Begitu juga dengan program pemberdayaan komunitas sekitar yang sering dilakukan oleh brand kecantikan, yang dapat merangsang pertumbuhan bisnis lokal dengan menciptakan lapangan kerja.

Baca Juga: Pemilu 2024, KPU Depok Sudah Siapkan Distribusi Logistik, Sortir dan Pelipatan Surat Suara

Botanical Essentials, diproduksi dan dikembangkan di Indonesia, dengan memanfaatkan resources dalam negeri.

Bersama Givaudan, Botanical Essentials memberdayakan petani lokal untuk memproduksi beberapa variannya seperti patchouli dan vetiver.

Botanical Essentials juga berkolaborasi dengan Liberty Society, yang memberdayakan kaum marginal untuk memproduksi merchandise ramah lingkungan.

Baca Juga: Depok Siapkan Rp 86,7 Miliar untuk Pembangunan SMPN

Hingga saat ini, terdapat 645 tote bag dan 20.000 pouch yang dipakai oleh konsumen Botanical Essentials, berkat keterampilan dari 15 perempuan pengungsi.

Tren conscious beauty pada konsumen atau kepedulian mereka terhadap kecantikan menyeluruh, termasuk lingkungan, diprediksi akan berlanjut sepanjang 2024.

Hal ini juga menjadi komitmen Botanical Essentials melalui inovasi yang mereka lakukan untuk memperkaya pilihan konsumen dalam merawat kesehatan kulit dan bumi.

Baca Juga: Ini yang Dilakukan Depok untuk Cegah KDRT, Ada Sejumlah Program

Lydia, Product Development Botanical Essentials mengatakan bahwa konsumen perlu dilibatkan dalam kedua hal ini, untuk membangun bisnis kecantikan yang berkelanjutan.

Lydia mengatakan, Botanical Essentials mengusung konsep kind to the skin, kind to the world dalam mengembangkan varian produknya.

"Mulai dari rangkaian body care seperti body wash, hand wash, body lotion, dan body oil, hair care seperti hair shampoo dan hair conditioner, hingga hand sanitizer dan linen spray. Semuanya kami kembangkan dengan memanfaatkan bahan-bahan dari alam, dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip keberlanjutan,” ungkapnya. (***)