Tahukah Anda, 18 Oktober Diperingati Hari Menopause Sedunia, Begini Sejarahnya
ruzka.republika.co.id--Tahukah Anda, setiap 18 Oktober diperingati Hari Menopause Sedunia dan digunakan untuk meningkatkan kesadaran terkait kondisi wanita ketika berhenti menstruasi.
Untuk tahun 2023 ini, peringatannya mengambil tema "Cardiovascular Disease". Tema ini diambil karena semakin banyak wanita, terutama yang berusia muda, menghadapi masalah tekanan darah tinggi, obesitas, atau diabetes.
Ini menyebabkan peningkatan kasus penyakit kardiovaskular, yang memengaruhi wanita dari berbagai kelompok usia.
Ada aspek penting lainnya yang perlu diperhatikan oleh wanita. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa pengalaman reproduksi sepanjang hidup seorang wanita, termasuk menstruasi, kehamilan, pengobatan kanker payudara, dan menopause, memiliki potensi memengaruhi risiko penyakit kardiovaskular di masa depan.
Baca Juga: IYSA Kembali Selenggarakan World Youth Invention and Innovation Award di Yogyakarta
Salah satu akibatnya yakni jika menopause terjadi pada usia dini, seperti di bawah 45 tahun, atau dianggap prematur, yakni di bawah usia 40 tahun, risiko penyakit kardiovaskular dapat meningkat. Namun, menopause yang terjadi pada usia rata-rata 51 tahun dapat meningkatkan risiko tersebut.
Penggunaan terapi hormon menopause, terutama bagi wanita yang mengalami menopause dini atau prematur, direkomendasikan untuk mengurangi risiko penyakit jantung.
Oleh karena itu, untuk menjaga kesehatan jantung yang disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler. Ada lima faktor gaya hidup yang sangat penting, yakni tidak merokok, melakukan aktivitas fisik secara teratur, makanan sehat, menjaga berat badan yang seha, dan memastikan tidur yang cukup.
Menghormati Hari Menopause Sedunia adalah cara untuk mengakui pentingnya kesehatan wanita dan memberikan dukungan kepada mereka yang menghadapi tantangan ini.
Baca Juga: Tips Menjaga Rambut saat Cuaca Panas, Ini Caranya
Dengan meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang menopause, kita dapat membantu wanita memasuki fase ini dengan keyakinan dan kesejahteraan, serta memastikan bahwa mereka mendapatkan perawatan dan dukungan yang mereka butuhkan.
Begini sejarahnya mengapa pada 18 Oktober diperingati sebagai Hari Menopause Sedunia. Tanggal 18 Oktober itu ditetapkan sejak 2009 oleh International Menopause Society (IMS) bersama Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebagai sarana meningkatkan kesadaran masyarakat terkait kondisi perempuan ketika berhenti menstruasi.
Menopause merupakan kondisi yang dialami wanita ketika berhenti mengalami menstruasi. Biasanya hal tersebut terjadi seiring pertambahan usia.
Baca Juga: FMIPA UI Beri Edukasi Mitigasi Bencana untuk DKM Kota Depok
Sedangkan International Menopause Society adalah badan amal berbasis di Inggris yang dibentuk saat Kongres Menopause kedua pada 1978.
Seperti dilansir National Today, dokter-dokter di Inggris pada 1800-an memberikan resep campuran soda berkarbonasi sebelum makan untuk pasien menopause. Mereka juga meresepkan opium dan ganja demi mengurangi gejala menopause.
Hingga pada 1890-an, para dokter mulai memberikan Ovariin kepada pasien menopause. Ovariin dibuat lewat proses pengeringan ovarium sapi.
Pada 1930-an, menopause digambarkan sebagai penyakit defisiensi hormon. Terapi Penggantian Hormon (HRT) menjadi salah satu obat yang paling umum dan canggih untuk gejala menopause.
Seperti dilansir menopause.org, beberapa hal menjadi gejala memasuki menopause, seperti menstruasi yang tidak teratur, hot flash (perasaan hangat yang datang tiba-tiba dan berlangsung intens di sekujur wajah, leher dan dada), vagina mengering, gangguan tidur, dan perubahan suasana hati atau perasaan. Hal tersebut terjadi karena perubahan level hormon ovarium (estrogen) yang tidak merata di tubuh.
Baca Juga: Makin Panas, Kades Cimandala akan Sidak THM di Hotel M-One
Hal itu bisa terjadi bertahun-tahun sebelum memasuki menopause, yang disebut dengan perimenopause.
Normalnya, perempuan mengalami menopause pada usia 45 sampai 55 tahun. Namun satu persen wanita dapat mengalami menopause di bawah usia 40 tahun. Ini dikenal sebagai menopause dini.
Menopause dini bisa disebabkan kondisi medis seperti kelainan tiroid atau penyakit lupus. Kemoterapi dan radiasi juga rawan merusak ovarium dan menyebabkan menopause dini.
Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Pemerintah Negara Bagian Victoria, Australia mencatat penyebab dari 60 persen wanita dengan menopause dini tidak diketahui.
Baca Juga: USAID Sosialisasi Pentingnya Terapi Pencegahan Tuberkulosis di Kota Depok
Sedangkan 10 sampai 30 persen lainnya dikarenakan penyakit autoimun seperti hipotiroidisme, penyakit crohn, lupus eritematosus sistemik, atau artritis reumatoid.
Dan lima sampai 30 persen lainnya mengalami menopause dini karena kondisi genetik. Dan beberapa dikarenakan infeksi virus, seperti cytomegalovirus atau gondongan.
Menopause dini dapat berdampak pada kesehatan seseorang. Namun hal ini bisa diminimalisir dengan terapi hormon menopause (MHT) atau terapi pengganti hormon (HRT), maupun konsumsi pil kontrasepsi oral kombinasi estrogen dan progesteron.
Baca Juga: Sekda Tegaskan, Inflasi Kota Depok Terendah se-Jabar dan di Bawah Angka Nasional
Salah satu hal yang selalu dianjurkan untuk menghambat menopause adalah memperbaiki gaya hidup. Rutin berolahraga dapat meningkatkan produksi endorfin secara alami sekaligus untuk menjaga berat badan.
Di hari menopause sedunia ini, semua orang baik pria atau wanita diingatkan untuk menjaga kesehatan mereka sejak sebelum menopause terjadi.