Tradisi THR, Mudik, Halalbihalal Sebagai Corak Ekspresi Meriahkan Idul Fitri Juga Terjadi di Arab Saudi
RUZKA REPUBLIKA -- Jelang Idul Fitri 1445 H, pasar-pasar dan pusat perbelanjaan di Arab Saudi dipadati umat muslim yang ingin memenuhi kebutuhan hari raya, mulai dari makanan hingga pakaian lebaran.
Sebagai tuan rumah bagi dua kota suci Islam yakni Makkah dan Madinah, perayaan Idul Fitri di Arab Saudi memang selalu semarak.
Dekorasi lampion dan lampu warna-warni menghiasi jalanan, pepohonan dan gedung-gedung di kota, serta masyarakat yang menikmati lagu-lagu religi.
Baca Juga: Pengamanan Lebaran 2024, Polrestro Depok Terjunkan 575 Aparat Gabungan
Salah satu lagu terkenal yang tak pernah luput didengarkan di bulan Ramadhan dan saat Lebaran adalah lagu berjudul Ya Leilet El Eid oleh Umm Kulthum yang dirilis pada 1939.
Idul Fitri merupakan hari raya paling penting bagi umat muslim di seluruh dunia. Sering disebut sebagai ‘Hari Kemenangan’, Idul Fitri menandakan berakhirnya ibadah puasa yang dijalankan sebulan penuh pada bulan Ramadhan.
Pakar Kajian Timur Tengah dan Isu-isu Islam Kontemporer dari Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia (UI), Dr Mulawarman Hannase mengatakan bahwa perayaan Idul Fitri sangat jelas petunjuk atau dalilnya, sebagaimana yang tertera dalam Al Quran maupun hadis Nabi Muhammad SAW.
Baca Juga: Apel Siaga Lebaran 2024, PLN Icon Plus Pastikan Kelancaran Akses dan Jaringan Telekomunikasi
Pada Surah Al-Baqarah ayat 185, ulama memahami bahwa setelah menyempurnakan puasa Ramadhan, umat muslim diperintahkan untuk bertakbir, yang dipraktikkan oleh Nabi Muhammad SAW bersama para sahabatnya sebagai pelaksanaan shalat Idul Fitri.
Dalam perkembangan sejarah Islam, muncullah berbagai corak ekspresi masyarakat dalam menghidupkan, meramaikan dan memeriahkan Idul Fitri di tempat yang berbeda-beda di seluruh dunia sesuai dengan adat dan budaya lokal.
"Kendati demikian, tata cara pelaksanaan shalat Idul Fitri di mana pun pasti sama,” kata Dr Mulawarman, Rabu (03/04/2024).
Di Arab Saudi, suasana shalat Idul Fitri tampak meriah. Sejak pagi hari, masyarakat melaksanakan salat Id di berbagai masjid besar maupun di lapangan.
Setelah menunaikan shalat, dilanjutkan dengan bersalam-salaman dan saling memaafkan satu sama lain.
Salah satu tradisi Idul Fitri yang menjadi kewajiban adalah saling mengunjungi sanak saudara, keluarga, sahabat dan kolega untuk bermaaf-maafan.
Baca Juga: PMI Depok Pastikan Stok Darah Aman hingga Usai Lebaran, Layanan Donor Darah Tetap Buka
Tidak hanya dipraktikkan oleh umat muslim di Timur Tengah seperti Arab Saudi, tradisi ini melebar dan juga dilakukan oleh masyarakat muslim di Indonesia.
Dr Mulawarman mengatakan, tradisi bermaaf-maafan terjadi di mana-mana karena memang perintah agama Islam.
"Di Indonesia, tradisi bermaaf-maafan terimplementasi dengan baik dengan beberapa bentuk ekspresi, seperti mudik dan sungkem ke orang tua, saling mengunjungi dan berkumpul bersama keluarga, serta halalbihalal yang subtansinya saling memaafkan antara kerabat, kolega, dan lingkungan kerja,” jelasnya.
Baca Juga: Wujudkan Birokrasi Bersih, BPN Depok Pacu 6 Area Perubahan Menuju Zona Integritas
Menurut Dr Mulawarman, istilah halalbihalal tidak ada dalam budaya Arab Saudi, tetapi subtansi saling memaafkan antara sesama umat Islam berlangsung secara universal.
Momentum berkumpul dengan sanak saudara tidak akan lengkap tanpa sajian khas Idul fitri yang terhidang di meja makan.
Di Arab Saudi, makanan utama saat Idul Fitri adalah olahan daging kambing dan sapi, dilengkapi dengan deretan kue-kue manis.
Beberapa hidangan tradisional manis dan gurih khas Arab Saudi di antaranya dibyaza, masoub, dan roti fatoot.
Baca Juga: Bappeda Depok Gelar Penilaian Penghargaan Pembangunan Daerah Tingkat Nasional oleh Bappenas
Namun, masyarakat Indonesia tidak akan menemukan ketupat di Arab Saudi karena negara tersebut tidak memiliki pohon kelapa dan pohon lontar yang daunnya digunakan sebagai bahan baku pembuatan ketupat.
Bagi anak-anak di Arab Saudi, tradisi Eidiyah sangat ditunggu-tunggu. Eidiyah merupakan tradisi pemberian hadiah berupa uang dengan jumlah yang beragam kepada anak-anak saat hari Idul Fitri.
"Akan tetapi, bukan hanya anak-anak yang mendapat hadiah berupa uang saat lebaran. Pemerintah Arab Saudi setiap tahunnya memberikan tunjangan yang cukup besar kepada pegawai dan para pekerja. Hal serupa juga dijumpai di Indonesia dengan sebutan THR atau Tunjangan Hari Raya," terang Dr Mulawarman.
Baca Juga: 30 Santri Al Hamidiyah Depok Terima Beasiswa Baznas untuk Masuk PTN
Dikutip dari Arab News, Raja Arab Saudi, Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud, mencairkan tunjangan hari raya untuk warga Arab Saudi senilai tiga miliar Riyal (sekitar Rp12,7 triliun) tahun ini.
Menurut Mulawarman, tunjangan yang merupakan bentuk bantuan kesejahteraan sosial ini ditujukan untuk anak-anak yatim piatu, para janda, pengangguran, penyandang disabilitas, dan kelompok lanjut usia.
Selain itu, Pemerintah Arab Saudi juga mengalokasikan waktu libur yang cukup panjang bagi masyarakat untuk merayakan Idul Fitri.
Baca Juga: Ini Twibbon dan Link Download Logo HUT Kota Depok ke-25
“Libur nasional Idul Fitri biasanya diberlakukan antara lima hari hingga seminggu untuk warga Arab Saudi. Pada 2023 lalu, Raja Salman memberlakukan libur nasional selama lima hari,” ungkapnya.
Umat muslim di Arab Saudi banyak menghabiskan waktu liburan tersebut untuk mengunjungi tempat-tempat wisata, taman-taman, dan ruang publik lainnya.
"Sama halnya dengan yang dilakukan masyarakat Indonesia, waktu libur yang telah ditetapkan oleh pemerintah, dimanfaatkan dengan mengunjungi sanak saudara di kampung halaman atau yang biasa disebut mudik dan menjadikan momen tersebut untuk berlibur bersama dengan keluarga," tutur Dr Mulawarman. (***)