UI dan BPS Resmikan Pojok Statistik, Gunakan Data Secara Bijak
ruzka.republiksa.co.id--Universitas Indonesia (UI) dan Badan Pusat Statistik (BPS) meresmikan penggunaan Pojok Statistik di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan (FMIPA) UI Kampus Depok, Selasa (10/10/2023).
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, mengatakan data merupakan ibarat pisau bermata dua. Jika kita salah menggunakannya, akan bermasalah.
"Maka, kita harus bijak juga menggunakan data tersebut. Pahami makna dari data tersebut dan memaknai data tersebut dengan baik sesuai dengan informasi yang akan disampaikan," ujar Pudji.
Baca Juga: Anggota Komisi IX DPR RI Mengimbau Para PMI di Kota Depok Jangan Terbujuk Rayu Sindikat Pekerja
Ia menjelaskan, Pojok Statistik tersebut sebagai pusat layanan dan promosi statistik di perguruan tinggi.
"Pojok Statistik sudah cukup banyak dan ini merupakan bagian dari kolaborasi dengan perguruan tinggi," terangnya.
Data BPS harus dioptimalkan kemanfaatannya, Pojok Statistik merupakan upaya untuk meningkatkan penggunaan data tersebut.
Baca Juga: Beredar Tulis Tangan Surat Pernyataan Bermaterai, Pengakuan Jessica Kumala Wongso, ini Isinya
Baca Juga: Novel Sejarah Depok, Jejak yang Tersisa
"Segmen terbesar pengguna data adalah mahasiswa. Mudah-mudahan data yang sudah dikumpulkan dengan biaya yang besar dan kerja keras yang cukup tinggi bisa dimanfaatkan dengan baik," jelasnya.
Pojok statistik di UI memiliki tiga layanan: konsultasi, edukasi dan promosi statistik. Baik dalam bentuk tatap muka maupun daring.
Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UI, Prof Abdul Haris, mengatakan dengan adanya pojok statistik mahasiswa dapat mengakses data-data dari BPS, hal ini penting karena data merupakan sumber kekayaan yang melimpah, sehingga diharapkan mahasiswa bisa memanfaatkannya.
Baca Juga: Bansos Kemensos untuk Keluarga Penerima Manfaat di Kota Depok Sudah Cair, 17 KPM Sudah Menerima
Haris mencontohkan mahasiswa bisa mengambil data polusi udara di Jakarta. Dengan data-data yang dimiliki bisa dianalisis untuk mengetahui berapa luas DKI Jakarta, kontribusi asap ini gimana.
"Selanjutnya, juga dapat diperoleh data berapa banyak motor yang lewat Jakarta, pembangkit listrik yang menggunakan batu bara berapa, sehingga kita bisa memberikan jalan keluar atau solusi dalam setiap permasalahan," jelasnya.
Reporter: Dwi Retno Sari