Pemuka Agama Turut Berperan dalam Percepatan Penurunan Stunting di Indonesia
ruzka.republika.co.id--Dalam upaya menurunkan angka stunting secara komprehensif, saat ini pemerintah telah melaksanakan upaya lewat intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif.
Dalam hal intervensi spesifik adalah yang langsung mengatasi penyebab terjadinya stunting dan umumnya diberikan oleh sektor kesehatan, seperti asupan makanan, pencegahan infeksi, dan status gizi ibu.
Pada intervensi sensitif menyangkut kegiatan yang berhubungan dengan penyebab tidak langsung stunting, seperti penyediaan air minum dan sanitasi, peningkatan akses dan kualitas pelayanan gizi dan lain-lain yang melibatkan sektor diluar kesehatan.
Baca Juga: Depok Distribusikan Bantuan BKB Kit Stunting di 30 Kelurahan
Untuk itu, dalam melakukan intervensi tersebut diperlukan keterlibatan berbagai pihak, termasuk opinion leader, seperti tokoh agama yang berperan dalam menebarkan pendidikan agama dan menjadi teladan di masyarakat.
Dengan menggandeng para dai, kiai, dan ustaz, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) melakukan pengabdian masyarakat dengan tema Peningkatan Literasi Gizi pada Pemuka Agama dalam Rangka Penurunan Stunting di Kabupaten Lebak, Banten.
Ketua Pengmas FKM UI Dr. Ir. Asih Setiarini, M.Sc., mengatakan bahwa kegiatan pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan literasi gizi para pemuka agama, sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu topik ceramah keagamaan dan memberikan pesan-pesan kepada masyarakat tentang gizi serta langkah pencegahan stunting.
Baca Juga: Pentas Seni SDN Anyelir 1 Depok, Suarakan Stop War
Hal ini juga sejalan dengan kegiatan Halaqah Nasional 2023 yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia yang mengusung tema “Pelibatan Penyuluh Agama, Da’i, dan Da’iyah untuk Mendukung Percepatan Penurunan Stunting”.
Menteri Agama Republik Indonesia Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan bahwa penyuluh agama dan da’i-da’iyah dapat mengambil peran menyiapkan materi stunting dalam setiap khutbah, ceramah, dan tausiyah sehingga masyarakat mempunyai pemahaman tentang isu-isu kesehatan, khususnya stunting.
Pada pelaksanaannya, kegiatan pengmas ini diawali dengan pre-test dan pemberian materi kepada 17 dai, kiai, dan ustaz setempat.
Baca Juga: Depok Launching Modul Sekolah Pra Nikah Huruf Braile, Berharap Dapat Membantu Masyarakat Disabilitas
Materi yang disampaikan, meliputi pengertian stunting, mengapa pencegahan stunting penting, cara pengukuran stunting, dampak stunting, penyebab stunting, dan gizi seimbang.
Bayu Hadiana Trenggono, S.IP., M.Si, selaku Camat Kalanganyar Kabupaten Lebak, mengapresiasi kegiatan program pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh FKM UI.
“Fokus pemerintah terkait penangan stunting tidak bisa berjalan sendiri-sendiri, tetapi memerlukan kolaborasi antar sektor. Alhamdulillah, pemberian edukasi kepada pemuka agama di Kecamatan Kalanganyar oleh Tim Departemen Gizi FKM UI ini dapat meningkatkan pengetahuan para dai, kiai, dan ustaz dalam penanganan stunting, sehingga ke depan para pemuka agama ini dapat menyampaikan pemahaman terkait dengan apa itu stunting dan penanganannya ke masyarakat,” jelas Bayu dalam siaran pers yang diterima, Selasa (12/12/2023).
Baca Juga: SMA Pelita IV Jakarta Kerjasama dengan Kaukus Muda Insani Peringati Hari HAM Internasional
Pada pengmas yang dilaksanakan di Aula Kantor Kecamatan Kalanganyar, Kabupaten Lebak, pada Senin (27/12/2023) ini, bersama dengan Dr Ir Asih, Tim Pengmas FKM UI terdiri atas Ir Siti Arifah Pujonarti, MPH, Nurul Dina Rachmawati, S.Gz, M.Sc, Mardatilah, SKM dan Wibisana Nauval.