Info Kampus

Workshop Guru Kimia, Universitas Pertamina Ilhami Inovasi dalam Ilmu Kimia

Universitas Pertamina (UPER) menggelar workshop bagi Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Guru Kimia di Jakarta.

ruzka.republika.co.id--Dalam dunia ilmu pengetahuan, Ilmu Kimia seringkali terabaikan meskipun kontribusinya sangat penting bagi kemaslahatan manusia.

Tentu peran Ilmu Kimia dalam pengembangan vaksin dan obat Covid-19, serta dalam mendeteksi virus SARS-CoV-2 dan pengembangan produk desinfektan, menunjukkan betapa vitalnya ilmu ini.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Namun, persepsi bahwa Ilmu Kimia sulit dipelajari masih menghalangi minat masyarakat untuk lebih serius mempelajarinya.

Baca Juga: Ini Rahasia Cantik Sambil Lestarikan Bumi, Panduan Praktis mengenai Sustainable Beauty

Dalam studi terbaru menunjukkan bahwa 48% siswa SMA menganggap pembelajaran Kimia cukup sulit, dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal seperti metode pengajaran, pengaruh teman sebaya, dan kondisi pembelajaran yang kurang kondusif.

Demi meningkatkan minat belajar Ilmu Kimia di masyarakat, Universitas Pertamina (UPER) mengambil langkah konkret dengan menggelar workshop bagi Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Guru Kimia di Jakarta pada Kamis, 18 Januari 2024 lalu.

Dalam workshop tersebut, para dosen Program Studi Kimia UPER berperan aktif membantu para guru meningkatkan kompetensi mengajar.

Baca Juga: Membangun Budaya Literasi di Depok, Merupakan Tanggung Jawab Bersama

Dr Nila T Berghuis, S.Si., M.Si., Ketua Program Studi Kimia UPER, menyampaikan, meskipun dianggap sulit, Ilmu Kimia memiliki kontribusi besar dan prospek yang cerah.

"Sebagai lembaga pendidikan tinggi, kami menyelenggarakan pelatihan bagi para guru kimia di Jakarta untuk menunjukkan bahwa pembelajaran Kimia dapat menjadi menyenangkan dan relevan melalui proyek-proyek kimia," Dr Nila T Berghuis, S.Si dalam siaran pers yang diterima, Sabtu (03/02/2024).

Workshop yang diikuti oleh 100 guru Kimia di Jakarta tersebut menekankan pada proyek keberlanjutan, seperti pembuatan solar panel sederhana dan tisu dari limbah tanaman jagung.

Baca Juga: UI Nomor 1 di Indonesia dan Top 10 di Asia Tenggara, Versi Webometrics Ranking of World Universitas

Melalui partisipasi dalam workshop ini, para guru dan dosen berharap dapat membuka jalan bagi pembelajaran kimia yang inovatif dan berkelanjutan.

Dalam pelatihan pembuatan tisu dari limbah tanaman jagung, tim Prodi Kimia UPER menggunakan limbah kulit jagung, ekstrak kulit manggis, dan larutan kitosan.

Proses tersebut menghasilkan tisu yang ramah lingkungan dari bahan-bahan alami.

Baca Juga: Apakah Utang Debitur yang Telah Meninggal Dunia Wajib Dilunasi Ahli Waris

Sementara itu, pada pelatihan pembuatan solar panel sederhana, tim Prodi Kimia UPER menggunakan teknologi Dye Sensitized Solar Cell (DSSC) dengan pewarna berbasis buah-buahan.

Hasilnya menunjukkan bahwa pewarna dari buah-buahan mampu meningkatkan efisiensi penyerapan cahaya dan menghasilkan listrik yang lebih banyak.

Prof Rudy Sayoga Gautama Benggolo, IPU, Wakil Rektor Akademik dan Kemahasiswaan UPER, menjelaskan bahwa Program Studi Kimia UPER telah merancang kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan industri.

Baca Juga: Depok Tekankan Rencana Kerja Pemda 2025 Mengacu pada Tujuan SDGs

Dengan fokus pada bidang Bioteknologi, Kimia Migas, Kimia Medisinal, dan terbaru Kimia Kosmetik, Prodi Kimia UPER bertujuan untuk menjadi garda terdepan dalam menjawab tantangan dan kebutuhan industri di masa depan.

Melalui upaya seperti ini, UPER terus mengilhami inovasi dalam Ilmu Kimia dan memperkuat peranannya dalam menghadapi tantangan global yang kompleks. (***)