Lembaga Demografi UI Persiapkan Generasi Silver Aktif dan Sejahtera Pada Indonesia Emas 2045
RUZKA REPUBLIKA -- Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2023, hampir 12 persen atau sekitar 29 juta penduduk Indonesia termasuk dalam kategori lanjut usia (lansia).
Angka ini diperkirakan semakin meningkat, sehingga angka fase ageing population di Indonesia nantinya menjadi 20 persen pada tahun 2045.
Maka, berangkat dari data tersebut Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) menyelenggarakan seminar bertajuk “Generasi Silver Aktif dan Sejahtera pada Indonesia Emas 2045” di Hotel Pullman, Jakarta, Jumat (30/08/2024).
Baca Juga: Satgas SDA Dinas PUPR Depok Dilatih Penanganan Banjir dan Longsor
Acara ini sekaligus untuk memperingati usia Lembaga Demografi tersebut yang memasuki enam dekade, dengan membahas isu terkini terkait generasi silver (lansia) dan berbagai tantangan menuju Indonesia Emas 2045.
Wakil Menteri Keuangan I Republik Indonesia, Prof Suahasil Nazara yang hadir sebagai salah seorang narasumber di ajang itu menekankan pentingnya mendukung pertumbuhan usia produktif dengan kebijakan pemerintah yang komprehensif, mulai dari fase prenatal hingga usia lanjut. Keberhasilan dan upaya di masa produktif sangat memengaruhi kualitas hidup di usia senja.
“Investasi di bidang pendidikan, kesehatan, perlindungan sosial yang adaptif, serta reformasi sistem pensiun memiliki peran krusial dalam mewujudkan silver demographic dividend yang berkelanjutan,” ujar Prof Suahasil yang juga merupakan alumni FEB UI dalam siaran pers yang diterima, Selasa (03/09/2024).
Baca Juga: DKUM Depok Kembali Memfasilitasi Perizinan Usaha Gratis Bagi Wirausaha Baru
Sementara itu, Prof Sri Moertiningsih Adioetomo, peneliti senior di Lembaga Demografi FEB UI menyampaikan bahwa seiring bertambahnya usia, lansia akan mengalami penurunan kapasitas fungsional yang diperparah oleh penyakit tidak menular akibat gaya hidup tidak sehat sejak dini.
Hal ini menimbulkan kebutuhan akan perawatan jangka panjang atau long-term care (LTC) yang mungkin memberikan beban signifikan bagi keluarga dan pemerintah. Biaya LTC mencakup medical cost, non-medical cost, caregiving cost, dan social cost lainnya.
Berdasarkan hal tersebut, Prof Sri memberikan beberapa alternatif pembiayaan LTC, seperti sistem asuransi sosial, Universal Coverage Tax Funded System, dan Safety Net Tax-Funded System.
Baca Juga: Pilkada 2024, KPU Depok Umumkan Hasil Tes Kesehatan Paslon, Ini Hasilnya
“Kebijakan LTC di beberapa negara tidak selalu termasuk dalam cakupan jaminan kesehatan universal, sehingga negara seperti Jepang dan Korea telah mengembangkan skema asuransi sosial khusus untuk kebutuhan ini. Contoh lain adalah Jerman, klien LTC berkontribusi hingga 21,4% dari total biaya, sementara di Jepang kontribusinya mencapai 10%,” jejas Prof Sri yang juga merupakan Guru Besar FEB UI.
Narasumber lain yang hadir pada seminar ini adalah Kepala Institute of Advanced Studies in Economics and Business (IASEB) FEB UI, Turro Selrits Wongkaren dan Social Protection Programme Manager, International Labour Organization, Ippei Tsuruga.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh para pejabat pemerintah yang mendalami isu dan kebijakan lansia, akademisi dan peneliti yang memahami isu lansia, dan pemangku kepentingan lainnya yang peduli pada permasalahan lansia.
Baca Juga: UPS Merdeka 2 Depok Dapat Sejumlah Keuntungan Budidaya Maggot
Pelaksana Harian Dekan FEB UI, Arief Wibisono Lubis, PhD dalam pidato pembukaannya mengatakan, LD FEB UI telah menempuh perjalanan panjang enam dekade yang penuh kontribusi berharga dalam kajian dan riset terkait demografi, khususnya dalam konteks Indonesia, baik di tingkat nasional maupun internasional sehingga berkembang sebagai pusat kajian terdepan di bidangnya.
“Tema seminar ini sangat relevan dengan tantangan yang akan dihadapi Indonesia ke depan. Seiring pertumbuhan populasi lansia yang semakin cepat, kita dihadapkan pada kebutuhan merumuskan strategi yang tidak hanya memastikan kesejahteraan mereka, tetapi juga mendorong peran aktif mereka dalam pembangunan bangsa. Generasi Silver ini memiliki potensi yang luar biasa jika didukung dengan kebijakan yang tepat,” papar Arief.
Menurut Arief, seminar ini akan menghasilkan berbagai pemikiran konstruktif dan inovatif sebagai pijakan kuat bagi Indonesia dalam mempersiapkan diri menuju Indonesia Emas 2045.
Tidak lupa, ia juga mengapresiasi dan berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung dan berkontribusi dalam perjalanan 60 tahun LD FEB UI. Ia berharap, lembaga ini dapat terus memberikan kontribusi nyata bagi bangsa dan negara. (***)