Perdana, Turnamen Ketapel Gembira Digelar di Kota Depok
ruzka.republika.co.id--Qurtifa Ketapel untuk pertama kalinya menggelar lomba dengan tema Turnamen Ketapel Gembira di Duta Futsal, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok. Lomba diikuti lebih dari 200 peserta dari Jabodetabek.
Turnamen Ketapel Gembira juga menjadi momen launchingnya komunitas pecinta olahraga tradisional ketapel yang bernama Qurtifa Ketapel.
Penggiat olahraga tradisional yang juga Ketua Qurtifa Ketapel, Qurtifa Wijaya mengatakan Turnamen Ketapel Gembira merupakan yang pertama di Kota Depok.
Baca Juga: Terungkap Ternyata Salah Satu Tokoh Utama Kongres Pemuda 1928 Seorang Wartawan
Ia mengaku antusias mengadakan lomba ketapel dikarenakan mulai tingginya minat masyarakat akan olahraga tradisional ketapel.
"Ini menjadi momen seluruh pecinta olahraga tradisional ketapel berkumpul, lewat ajang Turnamen gembira ini," kata Qurtifa kepada wartawan, Ahad (29/10/2023).
Selain di Depok kata Qurtifa, telah lebih dulu banyak diselenggarakan turnamen ketapel di Jakarta, Bogor hingga Tangerang dan Bekasi.
Baca Juga: Hingga Akhir Desember, Warga Kota Depok 'Bermacet-macet Ria', Ada Apa?
"Bahkan, Turnamen Ketapel Gembira ini ada peserta yang datang dari daerah Jawa Tengan dah Jawa Timur. Itu menunjukkan ketapel saat ini banyak diminati masyarakat," jelas anggota Fraksi PKS DPRD Kota Depok.
Ketua Solidaritas Dunia Ketapel (Soldadu), Agus Setiawan menyebut ketapel mampu meningkatkan konsentrasi dengan fokus kepada sasaran.
Bagi anak-anak, lanjut Agus, ketapel menjadi salah satu alternatif menjauhkan diri dari ketergantungan kepada gadget. Dengan ketapel sambungnya, waktu bermain gadget bisa lebih dikurangi.
"Sementara untuk induk olahraga tradisional ketapel adalah Forum Silaturahmi Olahraga Tradisional Ketapel (Forspek)," terangnya.
Agus menjelaskan Turnamen Ketapel Gembira diadakan dalam rangka memperingati hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada 28 Oktober setiap tahunnya.
"Dengan biaya Rp 35 ribu per-peserta, semua berkesempatan memenangkan hadiah total 6 juta yang dibagi menjadi dua kategori," ungkap Agus.
Reporter: Luki Leonaldo