Nasional

Seru! Ratusan Siswa SD Yogjakarta, Nobar 5 Film Layar Anak Indonesiana di JAFF 2023

Ratusan siswa SD dari berbagai sekolah memadati Studio 2 Empire XXI, Yogyakarta, Ahad (26/11/2023). Ini giat nobar 5 Film Layar Anak Indonesiana di JAFF 2023.

ruzka.republika.co.id--Kehadiran Layar Anak Indonesiana (LAI) di Jogja NETPAC-Asian Film Festival (JAFF) ke-18 disambut gembira anak-anak tingkat sekolah dasar (SD) Kota Yogyakarta.

Ratusan siswa SD dari berbagai sekolah memadati dan nonton bareng (nobar) 5 film di Studio 2 Empire XXI, Yogyakarta, Ahad (26/11/2023).

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Mereka antusias menonton lima film yang diputar secara bergantian. Penampilan film yang pertama berjudul Ndogmu dan Ndogku yang disutradarai Kelik S Nugroho dari Yogyakarta.

Baca Juga: Depok Bangun Mal Pelayanan Publik, Sediakan 13 Layanan dalam Satu Tempat

Sebagai pembuka, film bergenre live shoot animasi itu berhasil membuat penonton tertawa sekaligus tegang dengan alur cerita yang disajikan.

Kepala Balai Media Kebudayaan (BMK) Kemendikbudristek, Retno Raswaty yang hadir di lokasi nonton bareng mengucapkan syukur dan rasa terima kasih karena sudah menyaksikan film-film Layar Anak Indonesiana. Selain Retno, acara ini juga dihadiri Inspektur I Kemdikbudristek, Muhaswad Dwiyanto.

“Ini adalah hari yang baik. Hari yang luar biasa. Terima kasih sudah menyaksikan produksi dari Indonesiana.TV yang berhasil lolos seleksi di JAFF. Ini adalah hasil dari sebuah proses panjang, mulai Febuari sampai selesai Agustus dan bisa hadir di JAFF. Ini adalah bukti dari sebuah usaha dan kerja keras untuk bisa tampil dan tayang di sini,” ujar Retno dalam siaran pers yang diterima, Selasa (05/12/2023).

Baca Juga: Dinkes Depok Adakan Pelatihan Keterampilan Dasar Bagi Kader Posyandu, Wujudkan Posyandu Siklus Hidup

Film Layar Anak Indonesiana yang ditayangkan diantaranya film Perahu Kertas Hao You yang disutradarai Riqhi Alvin Sani dari Pontianak, film Mlethek yang disutradarai Wahyu Agung Prasetyo dari Yogyakarta, film Serdadu Apel Emas yang disutradarai Lingga G. Permadie dari Malang, serta film animasi wayang berjudul Ijo dan Emas yang disutradarai Daud Nugraha dari Bandung.

Usai menonton, anak-anak bertanya langsung kepada para sutradara film dan pemeran film mengenai proses produksi. Kenzo, siswa SD Muhamadiyah Demangan mengatakan, dirinya senang bisa menonton lima film bersama dengan teman-temannya.

“Saya ingin bertanya, bagaimana cara membuat film Serdadu Apel Emas?” ujar Kenzo kepada Lingga G. Permadie, sang sutradara.

Baca Juga: Presiden Jokowi Bagikan Serentak 2,5 Juta Sertipikat Tanah

Lingga menjelaskan, bahwa proses produksi filmnya diawali dengan pembuatan naskah, lalu membuat lagu, dan dihafalkan bersama dengan para pemain.

Penonton lainnya, David, bertanya berapa lama proses pembuatan film Perahu Kertas Hao You.

Sang sutradara, Riqhi Alvin Sani menuturkan, proses produksi filmnya memakan waktu selama satu sampai dua bulan untuk persiapan.

Baca Juga: Komisi Informasi Kepri Serahkan Penghargaan Badan Publik yang Informatif ke Polda Kepri

Kemudian, proses syuting selama empat hari dan editing sekitar satu setengah bulan.

Sedangkan Daud Nugraha, sutradara film animasi wayang Ijo dan Emas mengatakan, ada lebih dari 100 wayang yang digunakan dalam produksi filmnya.

“Untuk pembuatan wayang, kami tidak menggunakan kulit sapi, melainkan dengan karton yang tebal, serta cat khusus untuk pembuatan wayang kulit,” tuturnya.

Baca Juga: Wali Kota Depok, Keteladanan Kunci Atasi Persoalan Daerah

Layar Anak Indonesiana merupakan program produksi film pendek fiksi dan dokumenter untuk anak yang diselenggarakan BMK Kemendikbudristek melalui Indonesiana TV.

Layar Anak Indonesiana mencoba mengisi kelangkaan produksi film untuk anak sekaligus mengangkat keragaman cerita dan talenta dari berbagai kota di Indonesia.

Setiap film membawa keunikan dan ragam seni budaya yang menghidupinya.

Baca Juga: Hasil Panen Berlimpah, Kebun Pagertani RW 12 Rangkapan Jaya Sedekahkan Sayuran Segar

Tujuannya memperkenalkan obyek pemajuan kebudayaan dan menanamkan pendidikan karakter, nilai budaya, dan kearifan lokal pada anak.

Hadirnya film anak semakin melengkapi deretan layar lebar yang disajikan JAFF hingga turut menjadi ajang apresiasi dan literasi film bagi pelajar Kota Yogyakarta.

Karenanya, Balai Media Kebudayaan bekerja sama dengan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X dan Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Yogyakarta.

Baca Juga: Selamat! Lurah Mujahidin Sabet Penghargaan Lurah Teladan se-Kota Depok

Adapun siswa-siswi yang datang unuk menonton LAI di JFF ini berasal dari SD Muhammadiyah Demangan, SD Negeri Klitren, SD Negeri Bhayangkara, SD Negeri Demangan.

Lalu, SD Muhammadiyah Sapen I, SD Muhammadiyah Sagan, SD Negeri Serayu, SD Negeri Ungaran, dan SD Negeri Sagan.