Wakaf MUI dan Bank Indonesia Bangun Halal Tourism Hub Buya Hamka di Sumbar
ruzka.republika.co.id--Pariwisata ramah muslim (PRM/muslim friendy tourism) potensi besar sebagai kekuatan pariwisata nasional Indonesia.
Selain negeri ini memiliki penduduk muslim terbesar di dunia, juga obyek dan destinasi wisata halal dan wisata religi di Indonesia cukup banyak, tersebar di Nusantara.
Salah satu upaya mendukung pengembangan pariwisata yang mengusung nilai-nilai Islam dan etika universal ini, Lembaga Wakaf Majelis Ulama Indonesia (LWMUI/Wakaf MUI) bersama Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah (DEKS) Bank Indonesia.
Rencananya akan membangun Pusat Pariwisata Halal (Halal Tourism Hub) Buya Hamka di Kawasan Danau Maninjau, Nagari Sungai Batang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
Baca Juga: Cegah Penularan HIV Pada Ibu Hamil, Ini yang Dilakukan Dinkes Depok
“Insya Allah, awal tahun 2024 sudah mulai dibangun Halal Tourism Hub Buya Hamka yang akan menjadi gateway pariwisata halal yang diharapkan menjadi role model pariwisata ramah muslim di Indonesia. Model bisnisnya berbasis wakaf produktif," ujar Sekretaris Lembaga Wakaf MUI, Guntur Subagja Mahardika dalam siaran pers yang diterima, Sabtu (16/12/2023).
Wakaf MUI dan BI menggandeng Politeknik Pariwisata NHI Kementerian Pariwisata, Yayasan Keluarga Besar Buya Hamka, Keluarga Besar Hajah Fatimah Karim Amrullah dan Buya AR Sutan Mansur, Nagari Sungai Batang, dan komunitas masyarakat Sungai Batang, untuk mewujudkan ekosistem pariwisiata ramah muslim di Kawasan Danau Maninjau.
Pencanangan (kick-off) Pembangunan Halal Tourism Hub Buya Hamka dilaksanakan di Aula Buya Hamka Gedung Majelis Ulama Indonesia di Jakarta, Kamis (14/12/2023).
Baca Juga: Siaga Nataru, PLN Icon Plus Siap Amankan Jaringan Telekomunikasi dan Kelistrikan
Hadir Sekretaris Wakaf MUI, Guntur Subagja Mahardika, Deputi Direktur DEKS BI, Diana Yumanita, Ketua Yayasan Buya Hamka, Hisham Hamka, pakar desa wisata dari Poltekpar NHI Kemenpar, Sumaryadi, dan perwakilan ahli waris Keluarga Besar Hajjah Fatimah Karim Amrullah dan Buya AR Mansur, Satriawan Tanjung.
“Buya Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka) adalah founding father yang menjadi salah satu pendiri MUI dan Ketua Umum MUI pertama. Langkah ini sebagai salah satu penghormatan kami kepada ulama besar, tokoh bangsa, figur teladan, yang menginspirasi umat muslim bukan hanya di Indonesia tapi juga di mancanegara,” jelas Guntur.
Halal Tourism Hub akan melengkapi Museum Hama dan Masjid Syech Amrullah di Maninjau yang saat ini banyak dikunjungi wisatawan mancanegara dari Malaysia, Thailand, dan Singapura.
Baca Juga: Depok Klaim Stunting Turun dan Saat Ini Sudah 12,6 Persen, Masuk 5 Besar Terendah Nasional
"Ini juga akan menjadi pusat pengembangan desa wisata di Nagari Sungai Batang dan sekitarnya. Buya Hamka selain sebagai sosok figur teladan, tapi juga brand yang memberikan nilai tambah tinggi dan memiliki daya tarik wisatawan," terang Guntur.
Deputi Direktur DEKS BI, Diana Yumanita memaparkan Bank Indonesia konsen dalam pengembangan pariwisata ramah muslim sebagai bagian dari ekosistem rantai nilai halal (halal value chain/HVC).
“Konsep PRM sudah dirumuskan sejak beberapa tahun lalu, alhamdulillah saat ini bisa diwujudkan,” ucap Diana.
Baca Juga: 2024, Depok akan Tambah Ratusan Titik RW Net, Diharapkan Dapat Memenuhi Kebutuhan Jaringan Internet
Diana menambahkan, pengembangan ekosisten rantai nilai halal pariwisata ramah muslim mencakup pengembangan Muslim Friendly Travel Indikator (MuFTI) dan roadmap pengembangan berbasis komunitas/masyarakat.
Sedangkan, pakar desa wisata dari Poltekpar NHI Kemenpar, Sumaryadi menjelaskan konsep PRM dimulai sejak 24 Juli 2021 melalui kajian dan diskusi-diskusi hingga melahirkan model yang bisa diimplementasikan.
“Terharu dan bersyukur setelah beberapa tahun sekarang kita realisasikan bersama,” katanya.
Pendampingan pengelolaan serta penguatan kelembagaan komunitas berbasis syariah oleh Poltekpar NHI Kemenparekraf dalam upaya mewujudkan dan meningkatkan perekonomian eksistem pariwisata ramah muslim.
Sumaryadi menambahjan ada enam sektor yang dikembangkan dalam implementasi smart muslim friendly tourism hub.
Pertama, manajemen organisasi, kedua, sales center, ketiga, community business center; keempat, integrated tourist information center, kelima, integrated guest house dan keenam yakni local product showcase.
Baca Juga: Pemilu 2024, Kecamatan Cimanggis Depok Butuh Ribuan Orang untuk Petugas KPPS
Ketua Yayasan Keluarga Besar Buya Hamka, Hisham Hamka, menyambut baik program pariwisata ramah muslim Buya Hamka.
"Kami bersyukur beliau yang sudah wafat 40-an lalu tapi meninggalkan nilai-nilai yang memberikan manfaat bagi anak cucunya,” katanya.
Ia juga mengapresiasi film Hamka yang sudah episode kedua menjadi kebanggaan keluarga besar Buya Hamka.
Baca Juga: Depok akan Bentuk Kecamatan Tertib Ukur, Dorong Masyarakat Melek Metrologi
Satriawan Tanjung yang mewakili ahli waris atas rumah warisan dari Prof Dr Karim Amrullah kepada Fatimah Karim Amrullah, kakak Buya Hamka, mewakafkan berjangka atas lahan sekitar 2.000 meter persegi.
Diatas lahan tersebut terdapat rumah peninggalan yang akan di rekontruksi oleh Wakaf MUI menjadi rumah gadang yang akan menjadi Halal Tourism Hub Buya Hamka, menyampaikan keluarga mendukung atas pemanfaatan aset warisan tersebut untuk kepentingan umat.
“Kami mengucapkan terimakasih atas kepercayaan keluarga ahli waris ibu Fatimah Karim Amrullah dan Buya AR Sutan Mansur, menjadi pahala dan berkah untuk wakaf serta bermanfaat bagi masyarakat luas,” ucapnya.