Nasional

Warga Depok Diimbau Selektif Konsumsi Obat dan Makanan, Ini yang Perlu Diperhatikan

Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi Golkar, Wenny Haryanto (berdiri) jadi pembicara dalam program Komunikasi, Informasi dan Edukasi bersama BPOM di Kota Depok, Rabu (10/01/2024).

ruzka.republika.co.id--Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi Golkar, Wenny Haryanto hadir dalam program Komunikasi, Informasi dan Edukasi bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dari Balai Besar Bandung, yang berlangsung di Kota Depok, Rabu (10/01/2024).

Kegiatan tersebut memberikan edukasi ke arah Kota Depok agar selalu selektif dalam mengkonsumsi obat maupun makanan yang beredar.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Dihadapan ratusan masyarakat yang didominasi kaum ibu-ibu, Wenny Haryanto menjelaskan, ada beberapa kategori obat sesuai dengan golongan.

"Ini perlu diinformasikan untuk pengetahuan masyarakat," terangnya.

Baca Juga: Pemilu 2024, Kecamatan Tapos Depok Rekrut 748 Pengawas TPS

Adapun penjelasannya, perlu diperhatikan untuk mengkonsumsi obat yakni:

1. Logo warna hijau obat itu artinya bebas, tersedia di semua toko obat seperti toko obat, rumah sakit, klinik hingga Puskesmas.

2. Logo warna biru adalah obat terbatas yang juga tersedia di toko obat, rumah sakit hingga Puskesmas.

3. Logo warna merah, obat ini harus diperhatikan, karena tingkat berbahaya obat tersebut jika di salah gunakan.

"Obat warna merah tidak bisa dikonsumsi secara sembarangan. Hanya ada di apotek, Puskesmas, klinik dan rumah sakit. Selain di tempat tersebut dijamin ilegal," jelas Wenny.

Baca Juga: Depok akan Tambah 230 Titik RW Net, Sudah Dilakukan Survei Lokasi

Wenny menegaskan akan bahaya dari mengkonsumsi obat secara salah dan tidak tepat. Obat juga ada yang mengandung narkotika yang penggunaannya harus dengan resep dokter.

"Cukup bahaya mengkonsumsi obat sembarangan. Bisa kecanduan dan mengandung narkotika, salah satu jenisnya seperti obat Tramadol," tegas Calon Legislatif (Caleg) DPR RI dari Partai Golkar untuk Daerah Pemilihan (Dapil) Kota Depok-Bekasi.

Di sela kegiatan bersama mitra kerja BPOM ini, Wenny Haryanto menyampaikan realisasi program Mitra kerja Komisi IX DPR RI persentasenya cukup tinggi. Sebab, permohonan dari masyarakat khususnya di Kota Depok bisa dikatakan tinggi.

Baca Juga: Peduli dan Tanggap Bencana, PLN Icon Plus Berikan Bantuan Korban Gempa Sumedang

“Di semua kegiatan sosialisasi bersama mitra kerja Komisi IX DPR RI, cukup banyak banyak permohonan masyarakat Depok, realisasi capai 95 persen," ungkapnya. 

Dia menambahkan, sebagian besar terkait Balai Latihan Kerja (BLK), Padat Karya, dan Tenaga Kerja Mandiri (TKM) program serapan dari Kemenaker.

"Bahkan program padat karya tunai desa (PKTD) dari Kemenkes,” ucap Wenny.

Baca Juga: Cipayung Depok akan Lestarikan Budaya Palang Pintu dan Sanggar Pencak Silat, Dorong Gelar Kompetisi

Lanjut Wenny, tujuan bantuan program kemitraan tersebut untuk masyarakat agar mendorong terbukanya lapangan kerja baru dan kurangi pengangguran.

“Ya, mudah-mudahan program ini sangat bermanfaat buat masyarakat. Karena program ini juga untuk membuka lapangan kerja baru dan kurangi pengangguran,” terangnya.

Berita Terkait

Image

Pemkot Depok Bentuk CSIRT, Dapat Mendukung SPBE yang Lebih Aman

Image

Depok Ikuti Launching CSIRT 2024, Perkuat Keamanan Siber

Image

17 Agustus 1945, Indonesia Merdeka, Tapi Depok Lebih Dulu Merdeka, Begini Ceritanya