Edukasi

Dinkes Depok akan Fokus Beri Layanan Kesehatan TBC dan HIV/AIDS

Foto ilustrasi penderita TBC.

RUZKA REPUBLIKA -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok akan terus meningkatkan layanan kesehatan, khususnya dalam pengobatan Tuberkulosis (TBC) dan HIV/AIDS.

Dinkes Kota Depok bekerja sama dengan berbagai klinik, rumah sakit, serta memperluas fasilitas laboratorium untuk pemeriksaan TBC menggunakan teknologi terbaru seperti Tes Cepat Molekuler (TCM).

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Adapun langkah yang diambil ini untuk memperkuat deteksi dini dan mempercepat pengobatan bagi  penderita TBC.

Baca Juga: Hujan Deras, Depok Banjir Dimana-mana, Jalan Margonda Tergenang Air

"Inovasi penting, telah diperkenalkan untuk menangani TBC di tingkat komunitas," kata Kepala Dinkes Kota Depok, Mary Liziawati dalam keterangan yang diterima, Rabu (24/09/2024).

Salah satu program unggulan yang menjadi sorotan adalah Kampung Peduli Tuberkulosis (Kapitu), yang bertujuan memberdayakan masyarakat dalam memerangi penyebaran TBC.

Program ini melibatkan pembentukan Satuan Tugas (Satgas) di tingkat kampung dan lingkungan yang berperan aktif dalam memantau serta mendukung pasien TBC.

Baca Juga: Cellular Memory dan Pengaruhnya terhadap Kerja Otak dalam Teori Brain-Based Learning

“Satgas ini dilatih untuk menjangkau individu yang diduga terkena TBC, terutama anggota keluarga yang tinggal bersama pasien. Selain itu, mereka juga bertugas memastikan pengobatan dilakukan secara tuntas untuk mencegah penyebaran lebih lanjut,” ungkap Mary.

Satgas Kapitu menjadi garda terdepan dalam memastikan pasien menyelesaikan pengobatan minimal selama enam bulan, karena banyak kasus di mana pasien merasa sembuh setelah satu bulan perawatan dan menghentikan pengobatan, yang dapat menyebabkan resistensi obat.

“Kapitu memainkan peran penting dalam memastikan tidak ada kasus penularan yang terlewatkan dan pengobatan dilakukan sampai selesai,” terangnya.

Baca Juga: Indosat Ooredoo Hutchison Umumkan Stock Split 1:4, Perluas Partisipasi Investor dan Dorong Pertumbuhan Ekonomi Inklusif

Dinkes Kota Depok telah mencatatkan angka keberhasilan pengobatan TBC mencapai 83% pada tahun 2023, namun tantangan masih ada, terutama terkait pasien yang tidak menyelesaikan pengobatan.

Banyak pasien menghentikan konsumsi obat karena merasa sudah membaik dalam satu bulan pengobatan, padahal pengobatan TBC memerlukan minimal enam bulan untuk benar-benar efektif.

Dengan dukungan program Kapitu, diharapkan angka keberhasilan pengobatan dapat meningkat secara signifikan, sekaligus mencegah penularan lebih lanjut di masyarakat.

Baca Juga: PLN Icon Plus Berkolaborasi Dengan BSRE Implementasikan Keamanan Digital

Dinkes Kota Depok juga terus mengembangkan layanan pengobatan untuk TBC resisten obat, di mana sebelumnya pasien harus dirujuk ke rumah sakit spesialis di luar kota.

Kini, fasilitas pengobatan TBC resisten obat telah tersedia lebih mudah di Depok, sehingga memudahkan akses bagi penderita yang memerlukan perawatan khusus.

Selain fokus pada TBC, Dinkes Kota Depok juga terus memperluas upaya deteksi dan pengobatan HIV/AIDS. Beberapa rumah sakit di Kota Depok kini telah menyediakan layanan tes HIV dan pengobatan, dan beberapa Puskesmas telah dilengkapi untuk menangani pasien HIV dalam stadium awal (stadium 1 dan 2).

Baca Juga: UMKM di Depok Harus Bijak Pilih Lembaga Bantuan Keuangan

Untuk kasus HIV/AIDS yang sudah masuk stadium 3 dan 4, pasien dirujuk ke rumah sakit dengan fasilitas lebih lengkap.

“Fasilitas pengobatan HIV/AIDS kini lebih mudah diakses, terutama bagi mereka yang berada di stadium awal. Layanan di Puskesmas juga semakin baik untuk mendukung pasien HIV/AIDS,” jelas Mary.

Dalam rangka menciptakan masyarakat yang lebih sehat, Dinkes Kota Depok juga menjalankan program pemeriksaan rutin bagi penghuni lembaga pemasyarakatan (Lapas) yang termasuk dalam kategori Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS).

Baca Juga: Para Pelaku UMKM di Depok Dilatih Kelola Manajemen Keuangan dan Optimasi Medsos

Pemerintah memberikan akses layanan kesehatan yang memadai, termasuk dukungan psikologis bagi pasien TBC dan HIV/AIDS melalui kerja sama dengan berbagai lembaga swadaya masyarakat (LSM).

Dengan berbagai upaya ini, Depok menargetkan angka keberhasilan pengobatan TBC mencapai 100% dan mempermudah akses layanan bagi penderita HIV/AIDS di seluruh lapisan masyarakat.

Melalui program Kapitu dan inisiatif lainnya, Dinkes Kota Depok berharap dapat menciptakan lingkungan yang lebih sehat, memperkuat deteksi dini, dan mempercepat pengobatan TBC serta HIV/AIDS.

Baca Juga: Ubah Limbah Jadi Berkah, Dosen UTA 45 Jakarta dan PKK Sunter Jaya Inovasikan Lilin Aromaterapi dari Minyak Jelantah

Kolaborasi yang kuat antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga kesehatan diharapkan dapat menurunkan angka penyebaran penyakit ini serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Dengan komitmen berkelanjutan, Kota Depok optimistis dapat mengatasi tantangan kesehatan yang ada dan memastikan layanan kesehatan yang berkualitas bagi seluruh warganya. (***)

Berita Terkait

Image

Pemkot Depok Bentuk CSIRT, Dapat Mendukung SPBE yang Lebih Aman

Image

Depok Ikuti Launching CSIRT 2024, Perkuat Keamanan Siber

Image

17 Agustus 1945, Indonesia Merdeka, Tapi Depok Lebih Dulu Merdeka, Begini Ceritanya