Galeri

Festival Sastera Antarabangsa Malaysia Madani 2024 serta Pembacaan Puisi Para Penyair Indonesia, Malaysia dan Brunei

Festival Sastera Antarabangsa Malaysia Madani 2024.

RUZKA REPUBLIKA -- Sastra memiliki jangkauan yang mampu menembus ruang, waktu serta batas negara. Melalui sastra, manusia diajak untuk belajar memahami kehidupan dengan lebih bijak lagi, sekaligus melatih cara menulis yang sistematis, berlogika dengan mengembangkan cara berpikir, juga cara berbicara di hadapan orang banyak.

Melalui sastra, intelektual manusia terus dilatih untuk mengambil sikap tentang kehidupan kemanusiaan yang majemuk, universal serta mampu bertenggang rasa dan berempati pada kehidupan marginal juga penderitaan kemanusiaan dan kehidupan sosial yang terjadi di muka bumi ini.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Beberapa penyair Indonesia yaitu Yose Rizal Manua, Jodhi Yudono, Fatin Hamama, Ramayani Riance, Muhammad Denni Maulana dan Fanny J Poyk, membacakan puisi ciptaan mereka di ajang Majlis Pelancaran Festival Sastera Antarabangsa Malaysia Madani 2024.

Baca Juga: NUS Business School Luncurkan Executive Master of Science in Management, Program Pascasarjana Tanpa Syarat Gelar Akademis

Festival Sastera Antarabangsa Malaysia Madani 2024 atau Sastera Membangun Malaysia Madani berlangsung di Grand Ballroom Hotel Promenade, Kota Kinabalu, Sabah, Malaysia pada 23 Agustus 2024.

Pembacaan puisi ini sekaligus menjadi ajang untuk terus mempererat persahabatan antara sastrawan Indonesia dalam hal ini penyair dengan para sastrawan/penyair Kinabalu, Sabah, Malaysia dan penyair dari negara Brunei Darussalam yang juga hadir di festival tersebut.

Acara dimeriahkan juga dengan pementasan monolog (drama singkat) yang dibawakan oleh Jasni Yakub, seniman sekaligus penyair Sabah.

Baca Juga: Dinas PUPR Depok akan Rekonstruksi Jalan TPU III Kalimulya, Akhir Desember Ditargetkan Selesai

Jasni juga merangkap sebagai master of ceremony (MC) di malam Festival sastera Antarbangsa Malaysia Madani tersebut dan tari-tarian oleh para penari asal Indonesia.

Program sastra yang berlangsung di Kinabalu, Sabah, Malaysia ini, berlangsung sejak 19 Agustus hingga 30 September 2024 bertujuan untuk mengubah dan memicu sastra ke arah yang lebih baik lagi.

Ketua kegiatan yang menjabat sebagai Presiden Badan Bahasa dan Sastera Sabah (BAHASA) sekaligus sebagai penerima South East Asean Award 2015, Ahli Lembaga Pengelola Dewan Bahasa dan Pustaka (DBP) Malaysia dan Presiden Puisi Esei ASEAN, Datuk Jasni Matlani menjelaskan, bahwa festival yang sesuai dengan slogan pemerintah Malaysia yaitu 'Malaysia Madani' erat kaitannya dengan kegiatan sastra yang mulai menggeliat di negeri ini.

Baca Juga: UPS Jalan Jawa Depok Layani 36 Titik Pengangkutan Sampah Organik Warga Kelurahan Beji

Membangun Malaysia Madani diperlukan masukan bukan saja dari para penulis Malaysia sendiri, juga dari negara jiran lainnya seperti Brunei Darussalam, Indonesia, serta Singapura.

Melalui sastra akan terbina hubungan diplomatis yang sinergis dan semakin akrab di kalangan penulis juga aktivis sastra yang berada di negara-negara ASEAN, serta di negara Malaysia sendiri dalam hal ini Kinabalu, Sabah.

Acara yang juga dihadiri oleh 60 peserta dari dari Institut Pendidikan Guru Malaysia yang tergabung di dalam Konvensyen Sastera Antarbangsa Malaysia Madani 2024, anjuran Badan Bahasa dan Sastera Sabah (BAHASA), berlangsung dengan penuh rasa ingin tahu dari para peserta tentang seluk-beluk sastra itu sendiri.

Baca Juga: Depok Hadirkan Puskesmas Keliling, Perkuat Integrasi Layanan Primer

Selain itu diadakan pula bengkel atau pelatihan singkat tentang pembacaan puisi, musikalisasi puisi, penulisan cerpen dari para sastrawan Indonesia untuk para siswa asal Indonesia di Sekolah Indonesia, Kinabalu, Sabah.

Acara ini juga dihadiri Ibu Dra. Hj. Machdaniar Nisfah MBA Kepala Fungsi Pendidikan Sosial dan Budaya KJRI Kota Kinabalu, Sabah, Malaysia dan suami Drs. Joni Trismanto, MBA yang juga seorang perancang interior dan perupa. Di hari kedua, festival kian semarak dengan pertunjukkan kembali tari-tarian dari para penari Indonesia.

Festival yang juga dihadiri oleh masyarakat Indonesia yang ada Kinabalu, Sabah, Malaysia ini, diisi dengan ramah-tamah, pembahasan tentang beragam topik mulai dari teknik penulisan puisi esei oleh Datuk Jasni Matlani, penulisan cerpen, puisi serta novel yang dilakukan oleh para sastrawan Indonesia dan Malaysia.

Baca Juga: Damkar Depok Bentuk Satgas Relawan Kebakaran Tingkat RW, Upaya Pencegahan Kebakaran

Mereka yang menjelaskan program-program literasinya dalam sebuah forum diskusi adalah Jose Rizal Manua, Fatin Hamama, Fanny J Poyk, Dr Shajwal Nizam, Haji Jawawi Haji Ahmad, Fauzilayatun Mustafa, Ezura As’ad Azam, Connie C Ah Cang, Dr Harun Pudin, Jaya Ramba, Aizai Zainal Abidin Suhaili, Ahmad Jawawi Che Cob, Hasyuda Abadi, Dr. Aisyah Mat Saad, Ruhaini Matdarin, Hasmin Azroy Abdullah, Awang Muizz Awang Marusin.

Usai diskusi acara dilanjutkan dengan makan siang bersama dan pembacaan puisi kembali oleh para penyair Indonesia.

Berkaitan dengan kegiatan ini pula Datuk DR Haji Mohd Arifin bin Datuk Haji Mohammad Arif selaku Menteri bidang Sains, Teknologi dan Inovasi Sabah menjelaskan bahwa sastera adalah jalinan kata-kata yang bercerita tentang budaya, kehidupan kemanusiaan yang ada di muka bumi ini.

Baca Juga: Dinkes Depok akan Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer, Gelar Pertemuan Lintas Program dan Sektor

Kiranya dengan adanya Festival Sastera Malaysia Madani ini, kehidupan bersastera semakin berkembang dengan baik.

"Saya berdoa agar penganjuran dan pelaksanaan program ini berterusan dan senantiasa diberkati oleh Allah SWT," ucapnya.

Kegiatan ini memperoleh sambutan yang positif pula dari DR Hazami Jaharai, Ketua Pengarah Dewan Bahasa dan Pustaka (DBP) Malaysia.

Baca Juga: Pemkot Depok Bentuk Timsus Satgas Percepat Penanganan Sampah, Ini Ketuanya

Ia berujar, “Warga Dewan Bahasa dan Pustaka berterima kasih atas pemilihan DBP Cawangan Sabah sebagai lokasi pelaksanaan program festival ini. Seterusnya DBP bekerjasama dalam melaksanakan program ini.”

Begitulah, sekilas perkembangan dunia sastra yang terjadi di negara-negara ASEAN, kiranya ‘kata’ yang menjadi perekat dan pemersatu segala bangsa, terus berkembang dan menjadi budaya yang turun-temurun pada generasi millennial dan generasi selanjutnya. Salam sastra! (***)

Penulis: Fanny J Poyk

Berita Terkait

Image

UI dan Victoria State Government Perkuat Terciptanya Riset di Asean