Nasional

Baper! Gegara Foto Kode Dukung SS, Pemkot Depok Rencana Batalkan Program UMKM Pasar Tani, Ini Kata Pj Sekda

Gegara ibu-ibu UMKM berfoto dengan kode dukung Calon Wali Kota Depok, Supian Suri (SS), program Pasar Tani yang digelar setiap bulan pada Kamis dan Jumat akan ditiadakan.

RUZKA REPUBLIKA -- Terlalu dibawa perasaan (Baper) jadi seperti anak kecil. Gegara ibu-ibu UMKM berfoto dengan kode dukung Calon Wali Kota Depok, Supian Suri (SS), program Pasar Tani yang digelar setiap bulan pada Kamis dan Jumat akan ditiadakan.

Kejadian foto beberapa ibu-ibu pelaku UMKM Pasar Tani di halaman Balai Kota Depok pada, Kamis (12/09/2024).

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Foto tersebut beredar di group WhatsApp (WA) yang membuat 'geram' Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Kota Depok.

Baca Juga: Menyikat Gigi Saja Tidak Cukup, RSUI Lakukan Edukasi Gigiku Sehat, Gigiku Kuat di SDIT Darojaatul Uluum Depok

DKP3 Kota Depok langsung responsif dengan berusaha membatalkan pelaksanaan Pasar Tani yang diikuti pelaku UMKM di 11 kecamatan di Kota Depok, pada Jumat (13/09/2024).

"Bapak/ibu kelompok Tani, KWT, Pokdakan, Poklahsar, mohon maaf mengganggu waktu istirahat'a. Mohon ijin dan mohon maaf saya ingin menginformasikan mengenai kegiatan pasar tani untuk esok (Jum'at, 13 Sept 2024), sementara ditiadakan, mohon maaf ya bapak ibu," begitu Imbauan yang disampaikan DKP3 Kota Depok, di group WA yang diterima redaksi pada Kamis (12/09/2024) pukul 21.00 WIB.

Sontak imbauan tersebut menuai protes para pelaku UMKM Pasar Tani. Pasalnya, mereka sudah mempersiapkan barang-barang di stand dsn juga sudah mempersiapkan bahan untuk di jual.

Baca Juga: Lintasarta Borong Tiga Penghargaan GRC Award 2024, Bukti Komitmen pada Tata Kelola Perusahaan yang Baik

"Waduh kasihan yang jualan mateng ini pasti sudah masak masak sudah keluar modal. Ibu-ibu pelaku UMKM dari Kecamatan Limo dan Cinere bilang ke saya, sudah masak ayam dan rebus telur," terang Anggota DPRD Kota Depok, Endah Windarti yang mendapat laporan.

Merasa prihatin, Endah pun, bertekad untuk tidak dibatalkannya pelaksanan Pasar Tani dan langsung datang ke lokasi pada Jumat (13/09/2024) pukul 08.00 WIB.

"Saya ingin membantu semangat agar mereka tetap berjualan. Mereka tetap buka, saya ajak masyarakat untuk membeli makanan dan minuman yang dijual. Semoga menjadi berkah di Jumat berkah," tuturnya.

Baca Juga: UI Gelar Pengmas di Salsabil Homeschooling Tangsel, Kembangan Karakter dan Kepercayaan Diri Anak

Dukungan agar Pasar Tani tetap buka datang dari tokoh masyarakat, Haji Acep Azhari dan Pakde Bowo serta juga dari anggota group WA Depok Media Center (DMC).

"Jika di tutup , makanan yang sudah.di masak, saya sudah infokan nanti saya yang bayarin, supaya para pejuang ekonomi rakyat tetap semangat. Tapi, Alhamdulillah, saya dapat kabar, DkP3 Kota Depok tidak jadi menutup Pasar Tani," ungkap Haji Acep.

"Saya heran sama Pemkot Depok, tidak ada masalahnya urusan foto dukungan calon Pilkada dengan keberadaan Pasar Tani. Ini namanya dzolim dengan para pelaku UMKM," tegas Tokoh Lingkungan dan Pertanian Kota Depok, Pakde Bowo yang langsung datang ke Pasar Tani agar tidak ditutup.

Baca Juga: Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua OSIS SMP IT Insan Mandiri Cibubur, Siap Menyambut Kepemimpinan Baru

Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kota Depok, Yoyo Suryono, yang menyayangkan sikap Pemkot Depok yang terkesan gegabah dalam membubarkan acara tersebut.

“Seharusnya, Pemkot Depok mendukung kegiatan ini, bukan justru membubarkannya hanya karena ada foto yang dianggap mendukung salah satu calon wali kota,” tegasnya.

Menurutnya, penutupan paksa tersebut sangat merugikan para pelaku UMKM yang sudah bersusah payah mempersiapkan dagangan mereka sejak malam sebelumnya.

Baca Juga: Menilik Potensi Investasi $18 Miliar untuk Pengembangan Jaringan 5G di Indonesia 2024-2030

Yoyo menambahkan, para pedagang UMKM sudah berusaha keras menyiapkan berbagai produk yang akan dipamerkan di Pasar Tani.

Banyak dari mereka yang memasak dan mempersiapkan dagangan semalaman, hanya untuk menghadapi penutupan yang mendadak ini.

“Kasihan para pedagang. Mereka sudah menyiapkan masakan dan dagangan sejak semalam, tiba-tiba dibubarkan begitu saja tanpa alasan yang jelas,” lanjutnya.

Baca Juga: Ternyata ini Tantangan Perempuan Saat Mau Menjadi Pengusaha

Sebelumnya, Yoyo juga menerima telepon dari Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Kota Depok, Widyati Riyandani, yang menyatakan bahwa kegiatan Pasar Tani besok hari tidak diperbolehkan digelar. Namun, dalam percakapan tersebut, tidak ada penjelasan jelas mengenai alasan pelarangan tersebut.

Bahkan, diinfokan bahwa Pasar Tani ditiadakan selama pelaksanaan Pilkada Kota Depok 2024.

"Saya berharap bahwa Pemkot Depok dapat mempertimbangkan kembali keputusan untuk meniadakan Pasar Tani selama Pilkada," harapnya.

Baca Juga: Intip Rahasia Kebugaran 3 Artis Idola Indonesia, Chicco, Maudy, dan Pevita

Lebih lanjut, Yoyo menjelaskan bahwa Pasar Tani merupakan ajang penting untuk membantu memasarkan produk yang dihasilkan oleh kelompok tani, kelompok wanita tani, kelompok budidaya ikan, dan kelompok pengolah hasil perikanan.

Acara ini juga berperan penting dalam menjaga stabilitas ekonomi di Kota Depok, dan semestinya Pemkot mendukung upaya tersebut.

“Pasar Tani ini punya misi untuk membantu memasarkan produk-produk hasil dari para petani dan UMKM, dan seharusnya Pemkot Depok mendukung, bukan malah membubarkannya,” tegas Yoyo.

Baca Juga: Dewan Pers: Pengaduan Soal Pemberitaan Negatif PKPU Terbilang Minim

Ia juga menekankan bahwa Pasar Tani diselenggarakan oleh DKP3 Kota Depok dan KTNA hanya membantu dalam pelaksanaan dengan selalu berkoordinasi dengan semua kelompok tani.

Kalangan pedagang dan masyarakat yang ikut meramaikan Pasar Tani, banyak yang berharap agar Pemkot Depok dapat membatalkan keputusan Pasar Tani ditiadakan selama Pilkada.

"Saya sebagai salah satu pendiri Pasar Kopi Depok (PKD) berharap agar gelaran bazar PKD dan Pasar Tani tetap dilaksanakan selama Pilkada. Pesta demokrasi harus kita nikmati dengan riang gembira, begitu juga para UMKM juga tetap harus eksis promosi dan berjualan di Balai Kota Depok," harap pelaku UMKM Pasar Kopi Depok, Ajie.

Baca Juga: Langkah Maju untuk Tambang Bersih, Mengenal 5 Kelebihan Truk Listrik yang Ramah Lingkungan

Pj Sekda Depok Nina Suzana mengklarifikasi isi ditiadakannya Pasar Tani.

"Ini hanya salah paham dan komunikasi yang kurang baik di lapangan. Pemkot Depok tidak membubarkan Pasar Tani. Kami sangat mendukung kegiatan UMKM seperti ini karena memang penting untuk pertumbuhan ekonomi lokal. Namun, kami ingin menegaskan bahwa kegiatan di lingkungan Pemkot harus bebas dari unsur politik, apalagi yang terkait dengan Pilkada," jelasnya.

Menurut Nina, pembubaran yang terjadi dipicu oleh laporan adanya pedagang di Pasar Tani yang berfoto dengan gestur dukungan politik terhadap salah satu calon wali kota. Hal ini yang kemudian membuat beberapa pihak khawatir bahwa acara tersebut berpotensi digunakan untuk kampanye terselubung.

Baca Juga: Bawaslu Depok Segara Buka Lowongan Pengawas TPS Pilkada 2024, Catat Persyaratannya

"Kami sangat melarang jika ada kegiatan apa pun di area Pemkot yang bermuatan politik, termasuk Pasar Tani. Jika ada indikasi keterlibatan politik, tentu akan kami tindak tegas..Namun, sekali lagi, kami luruskan bahwa tidak ada pembubaran secara sengaja. Ini hanya masalah mis komunikasi," tegas Nina.

Dia menambahkan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Kota Depok untuk segera mengundang semua pihak terkait guna membahas dan meluruskan kesalahpahaman ini.

"Saya sudah meminta Kepala Dinas DKP3 Kota Depok untuk duduk bersama para pelaku UMKM dan pihak-pihak terkait agar tidak ada lagi kesalahpahaman yang berpotensi merugikan semua pihak, terutama para pelaku UMKM," ungkap Nina. (***)

Berita Terkait

Image

UI Dorong Wirausaha Muda yang Bijak Finansial lewat Cips Learning Hub Goes to Campus

Image

Pemkot Depok Bentuk CSIRT, Dapat Mendukung SPBE yang Lebih Aman

Image

17 Agustus 1945, Indonesia Merdeka, Tapi Depok Lebih Dulu Merdeka, Begini Ceritanya