History

Ini Awal Mula Pasukan Bersayap TNI AD, Dukung Operasi Militer, Diantaranya Penumpasan G30S PKI

Pasukan Penerbad.

ruzka.republika.co.id--Nggak banyak yang tahu kalau ternyata Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) memiliki pasukan tempur udara. Ya, namanya pasukannya Penerbangan TNI AD (Penerbad). Pasukan ini diawali oleh suatu kebutuhan TNI AD guna mendukung pelaksanaan operasi tempur darat.

Kehadiran pasukan Penerbad juga untuk kepentingan pergeseran pasukan prasarana jalan darat yang sangat terbatas. Dengan banyak pertimbangan dan kondisi medan berupa pulau, hutan, rawa dan gunung.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Dengan kondisi demikian itulah, maka Pimpinan Angkatan Darat (pada bulan Oktober 1959, memerintahkan kepada Deputy II/KSAD pada 20 Oktober 1959) memerintahkan agar membentuk Detasemen Penerbangan Angkatan Darat.

Di sisi lain timbul anggapan bahwa Penerbad merupakan duplikasi dari TNI Angkatan Udara (TNI AU) demikian halnya timbul pertanyaan, "Apa bedanya antara Penerbad dengan TNI AU?," Bahwa sesungguhnya lahirnya Penerbad bukanlah berarti suatu TNI AU yang kedua di Indonesia atau suatu "duplikat" dari TNI AU karena prinsip-prinsip penggunaan tidaklah sama, dimana Penerbad memberikan bantuan kepada satuan TNI AD dalam operasi tempur darat.

Baca Juga: Dinas PUPR Kota Depok Relokasi Kabel Udara, Lakukan Pengguntingan di Jalan Tole Iskandar

Dikutip dari Wikipedia, Puspenerbad merupakan salah satu Badan Pelaksana Pusat di tingkat TNI AD yang berkedudukan langsung di bawah Kepala Staf TNI AD, bertugas melaksanakan operasi Penerbangan AD dalam rangka mendukung tugas pokok TNI AD

Komandan Penerbad saat ini dipimpin perwira bintang dua, Mayjen TNI AD Totok Nugroho yang bermarkas di Pangkalan Udara Pondok Cabe dengan ciri khas pasukannya menggunakan baret merah marun.

Adapun pesawat dan helikopter yang dimiliki yakni Helikopter Serbu yakni Boeing AH-64 Apache, Mil Mi-35, MBB Bo 105 dan Airbus Fennec.

Helikopter Pengangkut yakni Mil Mi-17. Helikopter Multiguna yakni Bell 412 dan Bell 205 A1. Helikopter Latih yakni Sikorsky S-300 dan EC 120 Colibri.

Baca Juga: Dinkes Kota Depok akan Gelar Pemberian Vitamin A pada Oktober 2023

Untuk Pesawat Patroli dan Pesawat Pengangkut yakni Beechcraft Premier I dan CASA C-212.

Penerbad bertugas pokok memberikan bantuan penerbangan untuk memperbesar derajat mobilitas dan daya tembak satuan darat dalam rangka operasi militer perang maupun operasi militer selain perang guna mendukung dan tugas bantuan TNI AD. Dalam pelaksanaan tugasnya, Puspenerbad juga memberikan bantuan tempur serta bantuan administrasi berupa angkutan logistik dan evakuasi medik udara.

Salah satu operasi militer yang dilakukan oleh Penerbad dengan menggunakan Helikopter Mi-4 yang berkapasitas angkut 14 orang dan dipersenjatai senapan mesin DShK-38 kaliber 12,7mm itu banyak digunakan untuk mendukung operasi penumpasan pemberontakan G-30S PKI di Jawa Tengah tahun 1965-1966.

Selain itu, 2 helikopter Mil Mi-4 juga dioperasikan untuk menumpas sisa-sisa pemberontakan G-30S PKI, Pasukan Gerilya Rakyat Serawak dan Pasukan Rakyat Kalimantan Utara di Kalimantan Barat pada 1966-1968.

Penerbad lahir pada 1959 ketika doktrin Heliborne Troops atau Air Mobile sedang dikembangkan di berbagai kalangan. Di Serawak Pasukan Komando Inggris melancarkan operasi mobil udara (mobud) dengan helikopter Westland Wessex Mk.1 yang berisi pasukan satu troop berkekuatan 16 orang.

Dalam Perang Vietnam,.AD AS melakukan operasi mobud dalam bentuk Air Cavalery oleh Divisi Kavaleri-1 maupun Sky Soldier oleh Brigif Linud-173 dengan menggunakan helikopter UH-1D Huey, UH-1B Iroquois, dan CH-47 Chinook didukung helikopter serang AH-1S Huey Cobra dan CH-54 Flying Crane. Di Aljazair pasukan Para Prancis melakukan operasi sejenis dengan Alouette-III.

Ketika KSAD membuat Surat Keputusan tentang berdirinya Detasemen Penerbangan Angkatan Darat (Denpenerbad) pada 14 November 1959, pada waktu itu Denpenerbad sama sekali belum memiliki pesawat terbang. Pada waktu itu terdengar berita bahwa pesawat DHC-2 Mk.1 Beaver milik Dr. AK. Gani yang sedang overhaul di Singapura akan dijual, maka pihak TNI - AD langsung membelinya.

Pemeriksaan pasukan Penerbad.

Sebagai tindak lanjut, beberapa orang perwira di antaranya Kapten Binjamin Hadi, Kapten Burhan Ali dan Kapten Sukartono dikirim ke Amerika Serikat untuk mengikuti pendidikan penerbang di US Army Aviation School Fort Rocker, Alabama. Pendidikan penerbang gelombang pertama 1959.

Baca Juga: Kereta Cepat Pertama di Asia Tenggara, Terima Kasih Pak Jokowi

Disusul gelombang kedua 1963 yang terdiri dari Letkol Juono, Kapten Dolf Latumahina, Kapten Sudewo, Kapten Daud Natawiyoga, Lettu T.M.F. Worang dan beberapa perwira lainnya.

Pada tahun 1963, organisasi Penerbad diresmikan menjadi Dinas Penerbangan AD (Dispenerbad) yang sebelumnya Detasemen Penerbangan Angkatan Darat (Denpenerbad).

Kedudukannya tidak berada pada kesatuan administrasi, namun disejajarkan dengan organisasi Pusat Kesenjataan yang lainnya, seperti Pussenif, Pussenkav serta Pussenart. Kemudian ditunjuklah Letkol Inf Drs. H. Juono sebagai Kadispenerbad yang pertama.

Pada 17 Desember 1965 dibukalah Sekolah Penerbangan Angkatan Darat Deops Men/Pangad Mayjen M. Mursid di hanggar Akademi Penerbangan Indonesia (API) Curug. Pendidikan ini diikuti oleh 16 Pama dari berbagai kecabangan yaitu 7 Pama Zi, 3 Pama Kav, dan 6 Pama Palad.

Baca Juga: Nikmatnya Cold Brew Coffee, Cara Lain Nikmati Kopi

Selanjutnya untuk keperluan pendidikan, dikeluarkanlah Surat Keputusan Kadispenerbad tentang Sekolah Penerbangan Angkatan Darat (Sepenerbad) yang selanjutnya menjadi Pusdik Penerbad.

Organisasi Dispenerbad mengalami perubahan dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Kasad 15 Januari 1966 tentang perubahan Organisasi dari Dispenerbad menjadi Puspenerbad serta Keputusan Kasad 7 Desember 1970 dimana kedudukan Penerbad sebagai badan pelaksana tingkat komando utama yang secara organik dan administratif dibawah Kobangdiklat AD dan merupakan badan tertinggi yang menyelenggarakan pembinaan fungsi Penerbad.

Setelah berjalan dua tahun Organisasi Puspenerbad berada di bawah Kobangdiklat AD yang titik berat tugasnya pada bidang pendidikan dan latihan, saat itu semua peralatan Penerbad beserta fasilitas pemeliharaannya berada dibawah komando Puspenerbad yang mana berada dalam jajaran Kobangdiklat AD.

Baca Juga: Pemkot Depok Punya 10 Program Prioritas Pendidikan

Maka Pimpinan Angkatan Darat menerbitkan Surat Keputusan 8 Juni 1972 tentang pembentukan Satuan Penerbangan Angkatan Darat (Satpenerbad) yang berkedudukan langsung di bawah Kepala Staf TNI AD.

Terjadi perubahan status Puspenerbad dan Satpenerbad menjadi Dispenerbad yang mempunyai tugas pokok membantu Kasad dalam membina dan menyelenggarakan fungsi Penerbangan Angkatan Darat yang meliputi penyelenggaraan atau pelaksanaan Komando dan Pengendalian (Kodal), Liaison Mobil Udara dengan menggunakan alat penerbangan beserta alat perlengkapannya.

Sesuai Keputusan Kasad pada 26 Mei 2000, organisasi Dispenerbad berubah menjadi Puspenerbad. Yang merupakan salah satu Badan Pelaksana Pusat di tingkat TNI AD dan berkedudukan langsung di bawah Kepala Staf TNI AD.

Di mulai tahun 2000 ini jugalah sesuai dengan pengembangan organisasi dibangun satuan-satuan baru yaitu bermula dari Skadron 31/Serbu di Semarang, Jawa Tengah dan Skadron 12/Serbu di Way Kanan, Lampung.

Pimpinan TNI AD kemudian membentuk korps Penerbad (CPN) melalui validasi organisasi lewat Surat Keputusan KSAD pada 15 Maret 2007. Peresmian Korps Penerbangan Angkatan Darat di Lanumad Ahmad Yani Semarang, Kamis 22 Maret 2007 dipimpin Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Djoko Santoso.

Fungsi utama Pusat Penerbangan Angkatan Darat guna memperbesar mobilitas tempur TNI AD, antara lain, Intelijen Pertempuran, Manuver, Tembakan, Perlindungan, Dukungan.

Baca Juga: Obrolan Pagi dengan Gerson Poyk, Tentang Penulisan Cerpen

Modernisasi Alutsista oleh Puspenerbad yang dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan menuju kekuatan minimun essensial force bukanlah sasaran akhir tetapi sasaran dan diharapkan menuju kekuatan pukul berkualifikasi pada deterrence efect serta military balance negara-negara di kawasan sehingga jika melaksanakan latihan bersama dengan negara lain maka kekuatan Alutsista akan sejajar maka hal ini secara langsung akan berdampak kepada kewibawaan bangsa dan negara.

Peresmian penggunaan baret merah marun khas Penerbad di Monumen Tempat Lahir Jenderal Besar Soedirman, Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah pada Senin 14 November 2022 dipimpin Komandan Pusat Penerbangan Angkatan Darat saat itu, Mayjen TNI Dwi Wahyu Winarto. Penetapan penggunaan baret tersebut diresmikan dengan terbitnya Keputusan KSAD Nomor Kep/413/V/2022 pada 23 Mei 2022 tentang pengesahan penggunaan kembali baret merah marun untuk satuan penerbangan TNI AD.

Baret hijau yang sebelumnya dikenakan selama kurang lebih 11 tahun diganti menggunakan baret merah marun khas Penerbad.

Baca Juga: Mengenal Kopi Madu Tempe, Kopi Experimental yang Nikmat

Operasi Militer

Beaver satu-satunya pesawat yang dimiliki oleh Denpenerbad di era 1960-an, dan ikut dalam Operasi Trikora untuk pembebasan Irian Barat. Pada tahun 1963 Den Penerbad menerima dua pesawat Cessna L-19 dalam rangka US Military Assistant Program.

Kedua pesawat diterjunkan dalam Operasi Kilat untuk penumpasan pemberontakan Kahar Muzakkar di Sulawesi Selatan dan Tenggara dalam tahun 1964. L-19 bukan hanya digunakan untuk melakukan pengintaian, tetapi juga melakukan bantuan tembakan udara dengan senapan serbu AK-47 dan stengun.

Mil Mi-4 yang tidak pernah absen mendukung suksesnya operasi TNI AD pada masa awal berdirinya Penerbad.

Sejalan dengan pembangunan ABRI menjelang Perjuangan Pembebasan Irian Barat dan selama berlangsungnya konfrontasi Malaysia, maka Indonesia menerima peralatan militer dari Blok Timur, di antaranya 15 helikopter Mil Mi-4 Hound bantuan Uni Soviet untuk Penerbad.

Pada awal tahun 1965, helikopter itu diangkut ke Indonesia dengan pesawat Antonov An-12, kemudian dirakit oleh para teknisi AURI di Lanud Husein Sastranegara, Bandung. Para teknisis AURI juga pernah merakit helikopter raksasa Mil Mi-6 Hook di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta.

Mi-4 yang berkapasitas angkut 14 orang dan dipersenjatai senapan mesin DShK-38 kaliber 12,7mm itu banyak digunakan untuk mendukung operasi penumpasan G-30S PKI di Jawa Tengah tahun 1965-1966. Selain itu, 2 helikopter Mil Mi-4 juga dioperasikan untuk menumpas sisa-sisa G-30S PKI, Pasukan Gerilya Rakyat Serawak dan Pasukan Rakyat Kalimantan Utara di Kalimantan Barat pada 1966-1968.

Penumpasan G-30S PKI berakibat dihentikannya pasokan suku cadang dari negara blok Timur.

Pada tahun 1972, seluruh Mi-4 milik Penerbad dinyatakan grounded dan dihapus. Ketika persediaan suku cadang Mi-4 mulai kembang-kempis, operasi gabungan Indonesia-Malaysia dalam penumpasan komunis di daerah perbatasan kedua negara didukung dengan tiga dari tujuh helikopter Alouette-III yang dibeli dari Prancis lewat Hankam tahun 1970. Alouette-III yang ke-8 dibeli tahun 1975.

Baca Juga: Sejarah Depok dalam Buku Novel Fanny Jonathans Poyk, Jalan Panjang Kemerdekaan

Dalam Operasi Flamboyan (limited combat intelligence) di Timor Timur sebelum dimulainya Operasi Seroja pada 7 Desember 1975, Puspenerbad mendukung dengan tiga helikopter Alouette-III. Tahun 1976 Puspenerbad menempatkan satu Detasemen berkekuatan sembilan helikopter NBO-10CB. Setahun kemudian diperkuat dengan sebuah Britten Norman BN.2 Islander.

Pada pertengahan 1990-an Puspenerbad diperkuat lagi dengan beberapa helikopter Bell-205A-1 dan NBell 412.

Baca Juga: Insya Allah Pasangan Romantis Habibie-Ainun, Tempatnya di Syurga, Ini Kisah Cinta Inspiratifnya

Puspenerbad ditarik dari Timor Timur pada hari-hari terakhir, ketika TNI dan Polri meninggalkan provinsi ke-27 pada September 1999.

Di Irian Jaya Puspenerbad mendukung operasi penumpasan gerombolan Marthin Tabu pada tahun 1977 dan pembebasan sandera tim peneliti Lorentz yang disekap oleh gerombolan Kely Kwalik di Mapenduma tahun 1996.

Di Aceh, Puspenerbad mengerahkan pesawatnya untuk memberikan bantuan tempur maupun bantuan administrasi terhadap pasukan darat untuk mendukung Polri yang sedang melaksanakan tugas menegakkan hukum dan ketertiban sebagai akibat terjadinya Gerakan Aceh Merdeka di bawah pimpinan Hasan Tiro.

Reporter: Agnesya ayu