Dari Indonesia, Malaysia Hingga Palestina: Aksi Pemimpin Muda Global
RUZKA REPUBLIKA -- Perhatian besar terhadap tanah air Indonesia tidak luput dari para peserta dan panitia Youth Future Leader (YFL) Batch 2 Malaysia, yang telah berlangsung di Kuala Lumpur, Malaysia, sejak Sabtu hingga Selasa (13-16/07/2024).
Hal ini terlihat dari social experiment pada Ahad (14/07/24) di Batu Cave Temple, Malaysia.
Saat itu, para peserta YFL Batch 2 Malaysia telah dibagi menjadi sejumlah kelompok. Setiap kelompok bertugas untuk bertanya ke sejumlah pengunjung mengenai Indonesia.
Misalnya, pertanyaan seputar apakah mereka mengetahui tentang Indonesia? Lalu, Apakah mereka mengetahui tentang Bendera Merah-Putih dan Lambang Garuda Pancasila?
Berdasarkan pengamatan Muhammad Ibrahim Hamdani, S.I.P., M.Si., selaku peserta YFL Batch 2 Malaysia, tanggapan responden sangat beraneka ragam, bahkan berbeda-beda. Misalnya, ada responden yang sama sekali tidak mengetahui tentang Indonesia. Ada pula responden yang mengetahui tentang bendera merah putih dan negara Indonesia.
“Ada pula responden yang sudah pernah berkunjung dan berwisata ke sejumlah kota di Indonesia. Mereka umumnya mengapresiasi indahnya pemandangan alam dan obyek wisata di Indonesia. Kondisi ini tentu sangat menarik untuk diteliti lebih lanjut,” ujar Hamdani pada Jumat (19/07/2024).
Baca Juga: 51 Kelurahan di Depok Sudah Bisa Akses Layanan SEPAKAT, Ini Akses Linknya
Selain itu, permasalahan Palestina menjadi perhatian penting dari panitia dan peserta YFL Batch 2 di Malaysia. Hal ini terwujud dalam tugas kelompok social experiment bagi para peserta YFL Batch 2 di Malaysia.
Program ini berlangsung di kawasan Menara Kembar (Twin Tower) Petronas, Kuala Lumpur City Center (KLCC), dan di Kawasan Suria KLCC Mall, Malaysia, pada Sabtu (13/7/24) malam. Jadi, para peserta dibagi menjadi sejumlah grup, terdiri dari dua atau tiga orang per kelompok.
Kemudian, berdasarkan pantauan penulis, setiap kelompok bertugas mewawancarai dua orang pengunjung Twin Tower Petronas, seorang dari Warga Negara Malaysia dan seorang lagi dari Warga Negara Asing. Pertanyaannya ialah seputar tanggapan atau respon mereka terhadap teror dan invasi militer rezim zionis Israel terhadap Palestina.
Baca Juga: Depok Luncurkan Angkot AC D10A Trayek Terminal Margonda-Jatijajar, Ini Tarif Perkenalannya
Pertanyaan lainnya ialah seputar perjuangan kemerdekaan bangsa Palestina dalam melawan penjajahan dan kebiadaban rezim zionis Israel. Termasuk pandangan responden terhadap kelompok Hamas dan Fatah di Palestina.
Lalu dari semua kelompok yang ada, terdapat empat peserta terbaik yang telah melalui proses penjurian dalam program YFL Batch 2 di Malaysia, yakni Andien Najwa Alya, Meutia Filzan Kamilah, I Komang Nara Dhananjaya S., dan Lucky Farel Zulkarnaen.
Dalam program ini, penulis menjadi salah satu peserta YFL Batch 2 di Malaysia, selaku Direktur Bidang Media, Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Pimpinan Pusat (PP) Perhimpunan Remaja Masjid (PRIMA) Dewan Masjid Indonesia (DMI).
Baca Juga: PLN Icon Plus Bincang Bareng Media, Ungkap Kenaikan Pendapatan dan Prestasi yang Digapai
Lebih lanjut, penulis juga menjadi peneliti di Center for Strageic Policy Studies (CSPS) Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia (UI).
Ia juga mengemban amanat selaku Wakil Sekretaris Pusat Dakwah dan Perbaikan Akhlak Bangsa (PD PAB) Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Tema Kegiatan, Tujuan dan Rangkaian Acara
“Adapun tema yang diangkat dalam YFL Batch 2 di Malaysia ialah “International Future Leaders: High Value Future Generation” atau “Pemimpin-Pemimpin Masa Depan Internasional: Generasi Masa Depan Bernilai Tinggi,” tutur Wakil Ketua Program YFL Batch 2 di Malaysia, Muhammad Mushab Abdurrahman, B.B.A., pada Ahad (14/07/2024).
Acara ini, diselenggarakan oleh Yayasan Markas Santri Global dan Yayasan Pemuda Bestari Nusantara, bekerja sama dengan Lembaga Amil Zakat (LAZ) Zakat Sukses.
Baca Juga: Depok Motivasi Pencaker untuk Minat Bekerja ke Luar Negeri
“Kegiatan ini diikuti oleh 21 peserta dari berbagai daerah di Indonesia, mengusung slogan “Think Globally, Act Globally” atau “Berpikir Global, Bertindak Global“,” imbuhnya.
Muhammad Mushab Abdurrahman, B.B.A., pun memaparkan bahwa kegiatan ini dirancang sebagai batu loncatan bagi para pemuda dan pemudi potensial Indonesia untuk mempersiapkan estafet kepemimpinan bangsa Indonesia di masa depan.
“Harapannya, acara ini dapat meningkatkan minat generasi muda untuk menjadi content creator yang handal dan profesional di Indonesia, bahkan di dunia,” ungkapnya.
Baca Juga: Pengelola Air Limbah akan Kerja Sama dengan RS dan Perusahaan di Depok
Selain itu, ungkapnya, kegiatan ini terdiri dari sejumlah aktivitas seperti “social experiment”, “social campaign” Indonesia ke negara lain, dan kunjungan ke sejumlah kampus ternama di Malaysia, antara lain Islamic International University of Malaysia (IIUM) dan University Kebangsaan Malaysia (UKM).
“Para peserta YFL-2 juga diajak untuk mempelajari budaya sosial (social culture) di Malaysia dengan berkunjung ke Dataran Merdeka, Perpustakaan Kuala Lumpur, Masjid Putra di Putrajaya, Menara Kembar atau Twin Tower Petronas di KLCC, Kuala Lumpur, Kuil Batu Cave, Klenteng Chin Swee Cave, dan Genting Highland,” jelasnya.
Adapun para peserta acara, jelasnya, telah melalui proses seleksi yang ketat dan berjenjang, seperti seleksi administrasi, wawancara, dan pembuatan video kreatif.
Baca Juga: Program Rumah Keluarga Berdaya, Lembaga Penerima Manfaat Zakat
“Dari 500 peserta yang mendafar, kami telah menyeleksi 60 orang yang lolos tahap seleksi administrasi dan wawancara. Dari 60 peserta itu, panitia menyeleksi kembali peserta menjadi 12 peserta terbaik,” pungkasnya.
Lebih lanjut, berdasarkan pantauan penulis, para peserta juga berkunjung ke Central Market atau Pasar Seni di Kuala Lumpur pada Senin (15/07/2024), Malaysia Tourism Centre (MaTiC) pada Selasa (16/07/2024), dan Dataran Putra pada Sabtu (13/07/2024).
“Kami juga melihat dari dekat Putrajaya Bridges, Perdana Putra, Millenium Monument dan Dataran Putra saat berkunjung ke Masjid Putra. Ketiga lokasi ini merupakan bagian terintegrasi dari kompleks pusat pemerintahan Malaysia di Putrajaya,” jelas Muhammad Ibrahim Hamdani.
Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani