Bantuan Dana Bikin Komunitas Literasi dan Sastra Bergairah, Badan Bahasa: Jangan Ada Penyimpangan
RUZKA REPUBLIKA - Program Banpem (Bantuan Pemerintah) dari Kemendikbud Ristek membuat komunitas literasi dan sastra di Indonesia bergaIrah dalam berkarya.
Mereka berlomba-lomba mengajukan berbagai proposal karya agar lolos dari seleksi Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek.
Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud Ristek, E Aminudin Aziz mengatakan, Banpem merupakan upaya untuk mengapresiasi para tokoh sastra, sekaligus mendukung gerakan komunitas sastra di penjuru Indonesia.
Program ini dapat diakses jauh lebih banyak oleh masyarakat, berdampak jauh dalam membesarkan sastra Indonesia hingga ke kancah dunia.
Menurut data, pada periode pertama yang berakhir 10 Juni 2024 lalu, proposal yang masuk mencapai 446 komunitas dan perseorangan. Terdiri dari 187 komunitas dan 121 perseorangan.
Bantuan perseorangan diberikan kepada sastrawan yang telah mendedikasikan hidupnya berkarya dalam dunia sastra dalam kurun waktu 40 dan 50 tahun.
Baca Juga: Disdik Jabar Coret 51 Siswa PPDB SMAN di Depok karena Manipulasi Nilai, Menciderai Psikologis Anak
Sedangkan bantuan komunitas yang merupakan program baru, diberikan kepada komunitas-komunitas yang khusus bergerak dalam pengembangan literasi di masyarakat.
Setelah melalui tahap verifikasi berkas dan penjurian, hanya 54 komunitas sastra dan 70 perseorangan yang dinyatakan lulus penilaian.
Nama-nama sastrawan penerima bantuan pada tahap pertama antara lain penyair Sutardji Calzoum Bachri, dramawan Putu Wijaya, dan penulis Ahmad Tohari.
Baca Juga: Jejak Baik Gelar Kelas Bertajuk Figma Basic Class
Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, Imam Budi Utomo, mengatakan setelah sukses tahap pertama, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa kembali membuka program Banpem bagi komunitas literasi di seluruh Indonesia periode kedua yang berakhir 12 Juli lalu.
"Telah dibuka periode kedua. Bagi komunitas literasi yang tidak lolos pada tahap pertama karena masih ada kekurangannya, kami beri kesempatan untuk mengirimkan berkas-berkasnya lagi agar disesuaikan dengan juknis kami," ungkap Imam ketika dimintai konfirmasi baru-baru ini.
Kepada komunitas yang telah lolos verifikasi, jika dinilai ada programnya yang kurang menggigit pihak Badan Bahasa meminta untuk memperdalamnya.
Menurut Imam, program bantuan pemerintah untuk komunitas literasi ini adalah untuk kali kedua kali diadakan.
Pemerintah mengalokasikan bantuan atau pendanaan bagi kegiatan literasi dan komunitas sastra tahun 2024 ini sebesar Rp16 milyar atau naik 100 persen dibanding tahun 2023 lalu yang hanya Rp8,1 milyar.
Bantuan kepada komunitas akan disupervisi penuh oleh Badan Bahasa agar tidak terjadi penyelewengan.
Baca Juga: Cegah Kesalahan Pengukuran BB Anak, Puluhan Timbangan Posyandu di Depok Ditera Ulang
Komunitas harus mempertanggung jawabkan penggunaan dana bantuan dalam laporan penggunaan sesuai Rencana Anggaran Belanja (RAB) program komunitas. Dana itu sepenuhnya harus dimanfaatkan untuk membiayai program literasi.
"Diharapkan tidak ada penyimpangan anggaran yang diberikan kepada komunitas itu. Karena pada dasarnya ini adalah anggaran yang dititipkan kepada kami. Ini adalah anggaran rakyat," terang Imam.
Minat komunitas yang cukup tinggi nampak dari pengiriman berkas yang datang dari seluruh Indonesia, seperti Jawa, Aceh, dan Papua.
Baca Juga: Ceria Belajar di Hari Pertama Masuk Sekolah, PWI Depok Bagi-bagi Hadiah di MPLS di 34 SMPN
"Seperti halnya pada program pertama, berkas yang masuk itu lalu diseleksi oleh tim auditor internal Badan Bahasa. Bagi yang tidak sesuai juknis (petunjuk teknis) akan dianulir. Juknis inilah yang akan menentukan lulus verifikasi atau tidak," jelas Imam.
Saat ini Badan Bahasa fokus kepada program yang berkaitan dengan bahasa dan sastra termasuk yang terkait dengan komunitas.
"Insya Allah tahun depan kami akan memberi penghargaan kepada komunitas pelestari bahasa dan sastra daerah," harap Imam.
Baca Juga: Welcoming Day Cakra Buana Playducation School 2024, Ajak Siswa Belajar Mengajar yang Menyenangkan
Lanjut Imam, komunitas literasi dan sastra adalah mitra kerja. Komunitas inilah yang menyampaikan program kegiatan yang tidak bisa dilaksanakan sendiri oleh Badan Bahasa.
Sehingga komunitas-komunitas inilah yang melaksanakan program-program yang sesuai dengan Badan Bahasa. Ini adalah kolaborasi pemerintah dan komunitas di masyarakat.
"Anggaran kan juga berasal dari masyarakat dan dapat dimanfaatkan oleh komunitas di masyarakat," paparnya.
Baca Juga: Bogor Go Green, Bogor Hijau Tanpa Sampah, Komitmen Tingkatkan Kebersihan Lingkungan
Program ini diharapkan dapat memberikan penguatan kepada komunitas dan masyarakat ikut terlibat dalam kegiaran yang diselenggarakan komunitas.
Sementara itu, sejumlah komunitas yang dimintai pendapatnya menyambut gembira program bantuan pemerintah itu.
Bantuan itu mereka nilai bentuk kepedulian pemerintah kepada sastrawan dan komunitas literasi yang semakin menjamur di Tanah Air.
Baca Juga: Operasi Kepolisian Patuh Jaya 2024 Kota Depok Digelar Selama 2 Pekan, Cegah Laka Lantas
"Komunitas literasi selama ini bergerak atas biaya swadaya sendiri. Karena itu dengan adanya bantuan ini diharapkan dapat membatu mereka bergerak lebih leluasa dalam mengembangkan literasi di tengah masyarakat," papar Yuliyanti Basri, Founder JB Edukreatif Indonesia.
Dia juga menyambut gembira dibukanya bantuan pemerintah tahap kedua ini. Menurutnya, banyak pengelola komunitas literasi yang gagal di tahap pertama karena kurang memahami juknis dari Badan Bahasa.
"Dibukanya program tahap kedua Ini membuka peluang bagi mereka yang gagal pada tahap pertama dapat ikut mengirimkan proposal kembali dengan memperbaiki kekurangannya," tegas wanita yang telah mengelola komunitas literasi sejak lima tahun lalu ini.
Baca Juga: Disdik Depok Akan Lakukan Monitoring di Hari Pertama Masuk Sekolah
Kegiatan literasi yang telah diselenggarakannya berbagai workshop penulisan buku sastra dan peluncuran buku sastra. Pesertanya terdiri dari siswa dan guru serta masyarakat umum dengan menggandeng Perpusnas dan DISPUSIP Jakarta/PDS HB Jassin.
Sementara itu, seorang sastrawan daerah mengatakan terus terang, banyak sastrawan berdedikasi yang di hari tuanya hidup dalam kesulitan dan berharap uluran tangan pemerintah.
"Program bantuan dana yang digagas Kemendikbudristek ini harus terus berlanjut karena bermanfaat buat membantu hari tua para sastrawan senior," sarannya. (***)
Penulis: Herman Syahara