Galeri

Dari Paris Fashion Week, Sejarah Perkembangan Mode Hingga Brand Indonesia

Paris Fashion Week.

RUZKA REPUBLIKA -- Berita tentang Paris Fashion Week menjadi heboh di lini masa baru-baru ini. Berbagai media sosial dan mainstream menuliskannya dengan beragam versi.

Para artis Indonesia yang datang ke ajang itu juga ikut menjadi berita, apakah mereka memang sengaja diundang panitia atau sengaja datang untuk memperkenalkan diri dengan ‘brand’ atau produk yang mereka bawa atau hanya sekedar tiba di Paris dan menjadi penonton serta jalan-jalan ke acara tersebut.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Semuanya menjadi kisah menarik untuk diikuti dan cerita tentang selama di sana menjadi ‘tatapan’ yang asyik untuk terus dipantau para netizen.

Baca Juga: Dinkes Depok Bahas Upaya dan Penanganan Penyakit Tuberkulosis

Di tengah kisruh situasi dunia tentang penyerbuan Rusia ke Ukraina serta keberadaan varian omicron yang masih bebas berkeliaran, cerita tentang para artis Indonesia yang asyik foto-foto di sekitaran menara Eiffel dan memajang gaya mereka dengan baju tebal serta sepatu boot di beberapa gerai dari acara tersebut.

Untuk sementara menjadi penghibur di kala lara, namun bisa juga menjadi bahan satir tentang kehidupan ‘crazy rich’ yang ‘njomplang’ atau anomali di saat harga-harga sandang dan pangan mulai menukik naik.

Paling tidak, melihat style atau gaya mereka, hati sedikit terhibur dan merasakan bahwa di Paris dan lenggang-lenggok para peragawati dan peragawannya yang kurus, tinggi, cantik, tampan dengan postur tubuh dan wajah nyaris sempurna, menjadi kenangan buat para netizen yang barangkali sekarang agak gendut untuk mematri ingatan bahwa dulu mereka pernah kurus dan menawan.

Baca Juga: Ada Perubahan Pemberangkatan Jamaah Calhaj Depok, Ini Jadwalnya

Paris Fashion Week (PFW) mendadak ramai menjadi perbincangan, acara pagelaran di dunia mode internasional ini di media sosial Indonesia. Ajang bergengsi tersebut menjadi tempat yang asyik untuk menciptakan image yang berkaitan dengan dunia fashion, make-up hingga asesoris lainnya.

Polemik kemudian terjadi, saling mempertahankan argumentasi kian menjadi bahan yang asyik untuk dibaca.

Ajang Paris Fashion Week kemudian dikukuhkan hanya diselenggarakan di satu tempat yakni The Fédération de la Haute Couture et de la Mode (FHCM). Federasi Mode Prancis teresebut lalu menayangkan jadwal runway merek-merek fesyen global ternama.

Baca Juga: Pemkot Depok dan Jasa Raharja Serahkan Santunan ke Korban Kecelakaan Bus Wisata SMK Lingga Kencana

Apabila merek yang diusung tidak masuk dalam jadwal dari FHCM, maka mereka bukan bagian dari Paris Fashion Week. Merek-merek tersebut hanya melakukan show di Kota Paris pada jadwal yang bertepatan dengan penyelenggaraan Paris Fashion Week. Nah, polemik ini kemudian menjadi kisah yang menarik untuk diikuti, diolah dan diperbincangkan.

Karya Para Desainer Ternama Dunia

Paris Fashion Week sendiri merupakan pekan mode yang digelar untuk mempresentasikan karya para desainer dari berbagai rumah mode ternama di dunia.

Ajang tersebut digelar dua kali dalam setahun, yaitu peragaan koleksi musim semi dan musim panas (spring-summer) dan koleksi musim gugur juga musim dingin (fall-winter).

Baca Juga: Mahal, UI Tetapkan Besaran Biaya Kuliah, UKT dan IPI, Ini Penjelasannya

Berdasarkan informasi dari Fashion United, ada empat pekan mode besar yang dipagelarkan secara global, yang sering disebut sebagai Big 4.

Meliputi, Paris Fashion Week, New York Fashion Week, London Fashion Week, dan Milan Fashion Week. Penyelenggara pertama pekan mode tersebut, dilaksanakan pada 1973 silam.

Acara yang tidak dilewatkan oleh para pencinta mode ini dibagi menjadi tiga kategori, Paris Fashion Week Fall-Winter 2022-2023 yang menampilkan koleksi siap pakai (ready-to-wear) pakaian pria, perempuan, dan haute couture.

Baca Juga: Terungkap Bus Wisata Pelajar SMK Lingga Kencana Bukan Bus Depok

Paris Fashion Week Fall-Winter 2022-2023 berlangsung mulai 28 Februari 2022 hingga 4 Oktober 2022 yang terbagi dalam beberapa pekan.

Pekan pertama menampilkan koleksi siap pakai untuk perempuan, mulai dari 28 Februari hingga 8 Maret 2022. Kategori ini kemudian menjadi catatan tersendiri bagi para di sainer untuk menyusun jadwal mereka agar bisa turut serta di pagelaran mode tingkat dunia tersebut.

Begitu besarnya minat mereka untuk mengikuti ajang tersebut dan memperoleh undangan bergengsi dari panitia, berkaitan erat dengan bisnis pakaian, tas, sepatu ‘branded’ yang mengusung rumah-rumah mode terkenal sehingga menjadi sebuah strata di dunia selebriti permode-an dan gengsi dari sebuah penampilan.

Baca Juga: Polisi Didesak Cari Keberadaan Siswa SMAN 1 Depok yang Sudah 2 Minggu Hilang, Belum Ada Titik Terang

PFW merupakan pekan mode yang diadakan setiap setengah tahun di Paris, Prancis dengan acara musim semi/musim panas dan musim gugur/musim dingin yang diadakan setiap tahun. Tanggal Paris Fashion Week ditentukan oleh Federasi Mode Prancis.

Brand yang tampil di Paris Fashion Week adalah mereka yang lolos kurasi Federation de la Haute Couture et de la Mode (FHCM). FHCM adalah federasi yang menaungi penyelenggaraan Paris Fashion Week dan telah berdiri sejak 1868.

Sejarah Paris Fashion Week menurut majalah mode Vogue, dimulai saat mode busana tengah dilirik di Paris pada awal abad ke-20, disainer seperti Charles Worth dan Paul Poiret ingin menampilkan rancangan busananya dalam suatu pameran busana.

Baca Juga: 10 Jenazah Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana Tiba di Depok, Berikut Nama-nama Korban Meninggal Dunia

Pada saat yang sama, Lady Duff-Gordon (mendesain dengan nama Lucile) melakukan hal yang sama pula di London, Inggris. Poiret dikenal sebagai desainer dengan desain yang mewah dan menjuntai.

Ia memutuskan untuk menggabungkan bisnisnya dan bersosialisasi dengan mengadakan acara dansa mewah, di mana para peserta diminta untuk datang dengan pakaian terbaik mereka.

Salah satu tema yang paling menonjol adalah pesta The Thousand and Second Night yang diadakan pada 1911. Kemudian pada 1920-an dan 1930-an, Paris telah menjadi pusat mode dengan munculnya nama-nama desainer terkenal seperti Coco Chanel, Elsa Schiaparelli, dan Madelaine Vionnet.

Baca Juga: Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, 21 Ambulance Dikawal 3 Mobil Patwal Satlantas Polrestro Depok Meluncur ke Subang

Namun, pergelaran busana saat itu tidak dibuat pesta besar melainkan lebih individual. Artinya, setiap rumah mode akan mempresentasikan koleksi mereka pada serangkaian pagelaran yang ada di acara khusus klien.

Hal ini disebabkan akan menimbulkan kecemasan tinggi tentang desain yang nantinya akan ditiru. Karena ada seleksi yang ketat bahkan, fotografer dilarang hadir di acara ini.

Kemudian perhelatan Paris Fashion Week diadakan di Le Château de Versailles atau Istana Versailles. Di saat yang sama, Lady Duff-Gordon (salah satu desainer Lucile) juga melakukan hal yang serupa di London.

Baca Juga: Breaking News, Innalilahi Wa Innailaihi Rojiun, Bus Wisata Rombongan Pelajar SMK dari Depok Alami Kecelakaan di Subang

Poiret yang dikenal dengan desainnya yang mewah, memutuskan untuk menggabungkan bisnis modenya dengan bersosialisasi di dalam membuat sebuah acara di mana para peserta diminta untuk datang dengan pakaian terbaik mereka.

Satu di antara acara yang menonjol adalah pesta The Thousand and Second Night yang berlangsung pada tahun 1911, dimana Paul Poiret mempersembahkan gaun-gaun lampshade dan celana harem. Pada tahun 1920 dan 1930, Paris kemudian telah menjadi pusat mode yang sesungguhnya.

Paris Fashion Week pertama tersebut bertujuan menggalang dana untuk merestorasi Istana Versailles.

Baca Juga: PPDB SMA/SMK/SLB Jabar 2024, Ada Penambahan Kouta dan Aturan Baru Zonasi Soal KK, Simak SOP Tahapannya

Indonesia sendiri secara resmi pernah mengikuti Paris Fashion Week melalui kain endek Bali yang didisain oleh desainer ternama Christian Dior untuk koleksi Spring/Summer 2021.

Pada kesempatan yang bergengsi itu, pakaian dari kain endek Bali diperagakan di di Jardin de Tuileries, Paris.

Jika dirunut sejarahnya, Paris Fashion Week bisa ditelusuri pada awal 1850-an ketika seorang penjahit bernama Charles Fredrick Worth pertama kali mempresentasikan koleksi barunya langsung pada seorang model/pergawati dan ini menjadi sebuah ide baru pada saat itu yang bertujuan untuk membantu mendirikan asosiasi perdagangan Chambre Syndicale de la Confection et de la Couture pour Dames et Fillettes.

Baca Juga: Kick Off PPDB 2024 Jenjang SMA/SMK/SLB, Disdik Jabar Harap Pelaksanaan Jujur dan Transparan, Hindari Calo, Yuk Awasi!

Worth berperan penting dalam menyiapkan panggung untuk industri mode Prancis. Saat itulah istilah haute couture mulai digunakan, tetapi hanya oleh mereka yang pantas mendapatkannya di mana acara pertunjukkan mode dipesan lebih dahulu oleh para peminatnya.

Kegiatan itu bisa diadakan di rumah pribadi dan studio desainer. Hal ini berlanjut hingga abad ke-20 dan Prancis berkuasa juga menjadi ibu kota mode global.

Seiring waktu, pesta penuh gaya ini menjadi lebih megah dan canggih dan berubah menjadi peragaan busana lengkap dengan desain set, musik, dan tentu saja paparazzi.

Baca Juga: Kader Muda Ghina Rabbani Wasisto Serahkan Berkas Pendaftaran Calon Wakil Bupati ke PDIP, Siap Layani Madiun

Saat Prancis di bawah pendudukan NAZI selama Perang Dunia II, peragaan busana semacam itu dilarang dan kegiatan pagelaran mode mulai diadakan di Amerika Serikat.

Pada tahun 1943, New York Fashion Week mulai berlangsung, awalnya bernama ‘Press Week’, tak lama Italy kemudian mengikutinya, pertama di Milan pada tahun 1958 dan kemudian di Florence pada tahun 1972.

Kemudian, London Fashion Week dimulai pada tahun 1984. Pada tahun 1973 Paris kembali ke garis depan mode dengan Grand Divertissement Versailles atau "Pertempuran Versailles."

Baca Juga: Forum Kota Depok Sehat Dukung Intensifikasi dan Integrasi Pelayanan KBKR

Di Istana Versailles yang megah, desainer Amerika Oscar de la Renta, Anne Klein, Bill Blass, Halston, dan Stephen Burrows berkompetisi melawan master mode Prancis, Yves Saint Laurent, Hubert de Givenchy, Pierre Cardin, Emanuel Ungaro, dan Marc Bohan dari Christian Dior.

Acara ini memicu Paris Fashion Week yang resmi di mana Haute Couture, Ready-to-Wear, dan Men's Fashion semuanya dipagelarkan dan menjadi pusat perhatian dunia.

Setelah Paris Fashion Week (PWF) kemudian muncul empat peragaan busana kelas dunia, di antaranya New York Fashion Week yang merupakan acara dua tahunan yang dihelat setiap Februari dan September di New York.

Baca Juga: Halal Bihalal Paguyuban Masyarakat Daerah Istimewa Jogjakarta, Siap Dukung Pembangunan Depok Lebih Maju

Seperti diketahui, Kota New York menjadi kiblat tren fashion di seluruh dunia. Acara ini pertama kali digelar tahun 1940-an, sekaligus menjadi acara peragaan busana pertama di dunia.

Selama penyelenggaraannya, New York Fashion Week pernah dihadiri oleh desainer dunia, seperti Calvin Klein, Marc Jacobs, Ralph Lauren, dan banyak lagi. Kemudian muncul juga London Fashion Week yang diselenggarakan oleh British Fashion Council (BFC) di London, Inggris, acara peragaan busana dua tahunan ini pertama kali berlangsung pada Oktober 1983.

Biasanya, akan menampilkan 250 desainer kelas dunia kepada khalayak global. Pada 2018 lalu, London Fashion Week berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, ajang ini kemudian dinobatkan sebagai peragaan busana pertama yang bebas bulu hewan.

Baca Juga: Keren! Kota Depok Juara Pertama iBangga se-Jabar

Hal itu menyusul meningkatnya aksi protes dari para aktivis hewan yang tidak setuju penggunaan bulu hewan dalam peragaan busana. Selanjutnya Milan Fashion Week yang diselenggarakan oleh Camera Nasionale della Moda Italiana (The National Chamber for Italian Fashion).

Acara peragaan busana yang berlokasi di Kota Milan, Italy ini pertama dihelat pada 1958. Dilansir dari Fashion Rider, adanya perhelatan Milan Fashion Week menjadikan Kota Milan sebagai kiblat tren mode juga.

Tak hanya itu, ia juga membentuk citra Milan modern yang lebih kontemporer. Dan kemudian muncul Berlin Fashion Week yang merupakan acara peragaan busana relatif baru.

Baca Juga: Bakul Budaya FIB UI Bahas Rencana Acara Sedekah Hutan 2024 Bersama Menteri KLHK Siti Nurbaya

Diselenggarakan setiap tahun selama Januari dan Juli di Brandenburg Gate, Berlin, Jerman. Acara ini dimulai pada 2007 dengan tujuan menampilkan kreasi desainer pemula.

Berlin Fashion Week pada dasarnya adalah upaya kolaboratif dari Senat Berlin dan Berlin Partner GmbH, agen kontak pusat untuk mengawasi tren pasar baru dan perdagangan luar negeri. Selain itu, dimaksudkan juga untuk mempromosikan Berlin sebagai pusat bisnis.

Fashion Week

Istilah Fashion Week tentu tak asing di telinga para pengamat perkembangan adibusana dunia dan pecinta mode. Mereka seakan-akan selalu menanti setiap kemunculan acara yang dihadiri oleh para pengamat mode, disainer, peragawan-peragawati, selebriti dan para crazy rich.

Baca Juga: Ini Jadwal PPDB Depok 2024 Jenjang TK-SD-SMP, Cek Aturannya

Dari acara ini para pengamat mode akan memperoleh berbagai ide untuk mengembangkan tolak ukur trend mode yang akan berlangsung selama setahun.

Para pecinta mode baik dari kelas menengah ke atas hingga kelas di kampung-kampung tentu akan menunggu dan mengikuti perputaran di dalam berbusana yang penuh gaya dan trendy.

Dalam perjalanan waktu, Eleanor Lambert, desainer asal New York, mencetuskan sebuah acara untuk memamerkan karya para pelaku industri fashion di Amerika Serikat. Kemudian pada tahun 1943 perhelatan itu terlaksana dengan nama Press Week.

Press Week sendiri merupakan cikal bakal dari New York Fashion Week. Bersama seorang master planner, Ruth Finley, Lambert mengundang sederet desainer yang belum memiliki merek pribadi. Sebab kala itu, perancang mode Amerika memang masih dipandang sebelah mata.

Baca Juga: Jalin Kepedulian Sesama, Polrestro Depok Berbagi Kepada Ananda Gibran

“Kala itu ada sekitar 60-70 toko retaill di New York,” kata Finley seperti yang dikutip dari Business Recorder, “Tapi tidak ada nama desainer, hanya nama toko.”

Di dalam kegiatan Press Week, menurut Finley, bertujuan untuk menampung pelaku bisnis, desainer, karya, dan pembeli. Perempuan yang kini telah menginjak usia 90 tahun itu pun sempat mencetuskan Fashion Calendar, sebagai resolusi sederhana dan taktis dalam dunia mode. Fashion Calendar ini memaparkan seluruh informasi dalam Press Week.

Selain desainer dan pelaku bisnis, Finley juga meminta kedatangan wartawan dan editor majalah dari berbagai negara. Meski tidak mendapatkan banyak perhatian seperti peragaan busana Paris, sebab publik dunia tengah sibuk dengan PD II, perhelatan ini tergolong sukses. Salah satu tandanya adalah kemunculan desain khas Amerika di majalah mode seperti Vogue.

Baca Juga: Gibran, Penggunaan Gim Daring Perlu Peraturan Tingkat Umur

“Perhelatan ini kemudian mengambil nama Fashion Week pada 1994 dan ditata ulang di Bryant Park,’ tulis brecorder.com.

Perhelatan sepekan ini pun melibatkan berbagai entitas seperti desainer, fashion stylist, peragawati, make up artist keamanan, hingga fotografer fashion. Tak main-main, untuk bisa ikut bergabung di Fashion Week, para pekerja harus mengantongi sertifikat profesional dan teruji.

Dalam pagelaran Fashion Week, sebuah rumah mode biasanya akan memamerkan karya terbaru, sesuai musim kala itu. Perhelatan adibusana ini kerap digelar setahun dua kali, sebelum pergantian musim (spring/summer dan autumn/winter).

Baca Juga: Depok Gelar Skrining Perilaku Merokok Usia Anak di 63 SDN

Tujuannya, agar para undangan bisa melihat desain busana yang bisa menjadi prediksi tren pada musim itu.

Dan penentuan tren dari tamu undangan, terutama editor majalah ternama sangat mempengaruhi penghasilan rumah mode. Tapi karena sebuah tren fashion memiliki siklus sendiri, tak akan heran jika sebuah baju, tas atau sepatu akan menjadi populer sepuluh hingga 20 tahun kemudian.

Seperti Stiletto Heel yang lahir pada 1800, dan kembali populer antara 1950-1960 hingga sekarang. Atau celana jeans yang dibawa Calvin Klein di akhir tahun 70’an, dan baru sekarang menjadi tren fashion.

Baca Juga: FLS2N, Menemukan Bakat Seni pada Siswa

Jakarta Fashion Week

Empat besar pengembang Fashion Week yang menjadi tolak ukur negara yang menjadi ramalan tren busana dunia seperti New York, Paris, London, dan Milan, ternyata memberikan inspirasi bagi para desainer Indonesia untuk membuat poros adibusana sendiri.

Seperti dikutip dari Jakartafashionweek.co.id, acara besar di industri fashion ini mulai tergelar sejak 2008 hingga sekarang. Misi yang mereka usung pun serupa, yakni mendekatkan para pelaku bisnis mulai dari desainer, karya, pembeli, hingga editor majalah fashion.

Dalam Jakarta Fashion Week (JFW), pengunjung mendapatkan suguhan tren baju yang akan populer dalam jangka waktu tertentu, misalnya satu-dua tahun ke depan. JFW pun menjadi inspirasi menarik bagi pelaku bisnis.

Baca Juga: DRRC UI-Pertamina Hulu Rokan Kaji Tata Kelola Tanggap Darurat Kebakaran

Di mana mereka dapat bertemu langsung dengan pembeli dan memberikan penjelasan maksimal tentang beragam produk.

Kemunculan pagelaran mode selama sepekan itu juga menjadi fasilitator bagi anak bangsa untuk memperkenalkan karyanya ke mancanegara sebab dari atas panggung JFW itulah muncul berbagai nama yang mulai populer di luar negeri. Seperti karya Tex Saverio yang dipakai oleh pesohor Hollywood, atau fashion muslim nan dinamis ala Jenahara Nasution yang menjadi tren di berbagai negara.

Sepuluh Desainer Top Dunia

Tak ada salahnya kita mengenal 10 di sainer fashion yang paling terkenal di dunia sebab berbicara mengenai fashion, kita pasti akan langsung teringat dengan berbagai style dari para model dan selebriti terkenal. Satu yang bisa kita lihat dari gaya-gaya para selebriti itu, yaitu pakaian bagus rancangan dari desainer terkenal dunia.

Baca Juga: Shahnaz Haque Jadi Pembicara Seminar Pendidikan di Semarak Hardiknas Disdik Depok

Bukan hanya terkenal, mereka juga diketahui memiliki banyak prestasi dan sangat inspiratif. Seperti Ralph Lauren yang banyak menginspirasi dan menjadi idola para desainer muda dunia.

Serta bagaimana kesuksesan dari seorang Jimmy Choo yang berhasil menaikkan karyanya di tingkat dunia. Kali ini kita akan membahas mengenai 10 desainer terkenal dunia yang perlu Anda ketahui.

Coco Chanel

Terlahir dengan nama Gabrielle “Coco” Bonheur Chanel, Coco lahir di daerah Saumur, Prancis pada 19 Agustus 1983 dan dikenal sebagai inspirator dunia fashion di abad ke20-an. Coco bahkan berhasil masuk ke jajaran Time 100: The Most Important People of The Century berkat kesuksesan brand fashion-nya yang ia bernama Chanel yang merupakan salah satu brand fashion sangat terkenal baik di kalangan selebriti maupun non selebriti.

Baca Juga: Posisi 1 di Indonesia versi THE Asia University Rankings 2024, Posisi UI Menanjak di Level Asia

Berbagai produk keluaran Chanel selalu menjadi favorit bagi para wanita mulai dari pakaian, tas, sepatu hingga aksesoris. Chanel sendiri selalu menjadi pilihan para wanita yang ingin tampil modis, mewah namun tetap elegan.

Kisah awalnya, Gabrielle "Coco" Chanel membuka toko topi wanita pertamanya pada tahun 1910, dan pada tahun 1920-an ia naik menjadi salah satu perancang busana terkemuka di Paris, mengganti korset dengan kenyamanan dan keanggunan yang kasual dan nyaman.

Tema fesyennya elegan yang berupa gaun sederhana, celana panjang wanita, perhiasan imitasi, parfum, dan tekstil.

Dia secara khusus dikenal karena memperkenalkan gaun hitam kecil yang ikonik serta parfum Chanel No. 5, pada tahun 1922. Hingga hari ini, salah satu parfum ciptaannya itu menjadi minyak wangi paling terkenal sepanjang masa.

Baca Juga: Disnaker Depok Gelar Pelatihan Kerja Semester I Tahun 2024

Coco Chanel berekspansi ke couture fashion dan bekerja di Jersey, yang pertama di dunia mode Prancis. Pada tahun 1920-an, rumah mode miliknya telah berkembang pesat, dan pakaiannya menjadi tren fashion dengan tampilan "anak kecil". Busana santai, rok pendek, dan tampilan kasualnya sangat kontras dengan mode korset yang populer di dekade sebelumnya.

Chanel sendiri mengenakan pakaian mannish dan mengadaptasi mode yang lebih nyaman ini, disainnya membuat para wanita di masanya menjadi nyaman dan membebaskan mereka dari belitan korset yang menyiksa.

Chanel juga memperkenalkan jaket cardigan khasnya pada tahun 1925. Sebagian besar modelnya memiliki daya tahan serta kekuatan yang prima dan tidak banyak berubah dari tahun ke tahun atau bahkan dari generasi ke generasi.

Baca Juga: Play 'N' Learn Resmikan Venue Terbaru di Mal Ciputra Cibubur

Chanel pernah sempat menjadi perawat selama Perang Dunia II. Pendudukan Nazi menyebabkan bisnis mode di Paris terputus selama beberapa tahun. Tahun 1954, ia kembali ke jajaran teratas haute couture.

Pakaiannya yang alami dan kasual termasuk setelan Chanel, sekali lagi menarik perhatian. Ia memperkenalkan jaket dan celana bell bottom untuk wanita.

Selain karyanya dengan mode kelas atas, Chanel juga merancang kostum panggung untuk drama seperti "Cocteau Antigone" (1923) dan " Oedipus Rex " (1937) dan kostum untuk beberapa film, termasuk "La Regle de Jeu" karya Renoir. Katharine Hepburn membintangi musikal Broadway tahun 1969 yang berjudul "Coco" didasarkan pada kehidupan Coco Chanel.

Baca Juga: Hanasui Lebarkan Sayap ke Malaysia, Komitmen Jadi Brand Nomor Satu

Sebuah film televisi tahun 2008 "Coco Chanel" dibintangi oleh Shirley MacLaine yang memerankan perancang terkenal sekitar masa kebangkitan karirnya pada tahun 1954. Chanel bekerja sampai dia meninggal. Meskipun dia sakit-sakitan dan kesehatannya menurun pada awal tahun 1970-an, dia terus memimpin perusahaannya.

Pada Januari 1971, dia mulai mempersiapkan katalog musim semi untuk perusahaannya. Dia melakukan perjalanan panjang pada sore hari tanggal 9 Januari dan kemudian pergi tidur lebih awal karena merasa sakit.

Dia meninggal keesokan harinya pada 10 Januari 1971 di Hotel Ritz Paris, tempat dia tinggal selama lebih dari tiga dekade.

Baca Juga: Tong-tong Fair di Belanda Lakukan Pembatalan Sepihak, UMKM Asal Indonesia Merasa Tertipu, Kerugian Capai Miliar Rupiah

Kekayaan Chanel dilaporkan $ 15 miliar ketika dia meninggal. Dan meskipun karirnya mengalami pasang surut, warisannya di industri fashion terjamin.

Selain parfum dan gaun hitam kecil, Chanel membantu mempopulerkan perhiasan imitasi, celana panjang, jaket tweed, dan rambut pendek untuk wanita yang semuanya dianggap fashion no-no's sebelum Chanel muncul.

Perusahaannya juga menciptakan barang-barang ikonik seperti jaket bouclé hitam, pompa balet dua warna, dan berbagai tas tangan berlapis. Desainer Karl Lagerfeld mengambil alih kendali Chanel pada tahun 1983 dan mengangkat perusahaan kembali menuju ke puncak ketenaran.

Karl menjalankan Chanel hingga kematiannya pada 19 Februari 2019, sebagai direktur kreatif perusahaan. Virginie Viard, tangan kanan Lagerfeld selama lebih dari tiga dekade, ditunjuk untuk menggantikannya.

Baca Juga: Aklamasi, Rusdy Nurdiansyah Terpilih Kembali Pimpin PWI Depok 2024-2027

Chanel adalah perusahaan swasta yang dimiliki oleh keluarga Wertheimer dan terus berkembang hingga kini. Kekayaan perusahaan melalui penjualan produk hampir $ 10 miliar untuk tahun fiskal 2017.

Giorgio Armani

Giorgio Armani adalah salah satu merk fashion terkenal asal Italy yang sudah berdiri sejak tahun 1975.

Gaya fashion Armani ini terbilang cukup unik, namun setiap rancangannya selalu terlihat mewah. Hal inilah yang membawa nama Armani menjadi perusahaan fashion terkenal di Italia.

Hingga kini Armani selalu menjadi inspirasi bagi para desainer muda di dunia. Rancangan Giorgio Armani memang banyak digunakan oleh orang-orang terkenal di dunia. Salah satunya adalah menswear, rancangan ini sudah digunakan oleh banyak pria di seantera jagat bumi.

Baca Juga: MJEE Pasok Lift dan Eskalator Disejumlah Gedung Utama di IKN

Armani diketahui pernah merancang pakaian untuk Bruce Wayne di film The Dark Knight tahun 2018. Armani juga pernah merancangkan baju spesial yang digunakan oleh penyanyi Lady Gaga.

Roberto Cavalli

Roberto Cavalli adalah salah satu perancang busana yang paling berpengaruh di dunia. Cavalli diketahui telah mendirikan merk fashion-nya sejak tahun 1960-an, dengan berbagai menswear dan kacamata. Roberto Cavalli dikenal sebagai desainer dengan gaya fashion-nya yang mewah, eksotis dan anggun.

Cavalli menyukai bermain dengan bahan pattern yang eksotis, denim hingga kulit di setiap desainnya. Roberto Cavalli adalah pemuda Italia yang cukup nekad ketika ia masih muda.

Baca Juga: Hari Tari Sedunia, Bakul Budaya FIB UI Pentaskan Tari Jejer Jaran Dhawuk Secara Massal

Saat muda Cavalli nekad untuk berhenti sekolah dan memutuskan untuk membuka bisnis percetakan tekstil sendiri. Berkat kerja keras dan ketekunannya, di tahun 1970 Cavalli berhasil menampilkan koleksi pertamanya.

Miuccia Prada

Miuccia Prada adalah cucu dari pendiri merek mode terkenal dunia yaitu Mario Prada. Miuccia Prada kini dikenal sebagai salah satu desainer mode asal Italia yang paling terkenal.

Karir Miuccia Prada sebagai desainer juga cukup sukses, terbukti dengan Miuccia berhasil masuk dalam 100 wanita paling berpengaruh di dunia. Miuccia Prada lahir pada 10 Mei 1949 di Milan, ia lulus dari Milan University jurusan Ilmu Politik.

Setelah lulus Miuccia memulai karirnya sebagai perancang aksesoris mewah yang didirikan oleh ayahnya.

Baca Juga: Disnaker Depok Gelar Pelatihan Kerja Semester I Tahun 2024

Bersama sang suami Patrizio Bertelli, ia berhasil memperluas bisnis Prada Group. Ia juga meluncurkan merk Miu Miu di tahun 2000, yang ia sebut sebagai “jiwanya yang lain”.

Ralph Lauren

Tahukah kamu kalau Ralph Lauren bukanlah nama aslinya, Ralph terlahir dengan nama Ralph Reuben Lifschitz. Ralph menjadi salah satu desainer dunia yang juga banyak menginspirasi para desainer muda di dunia. Satu kutipan Ralph yang melegenda yaitu “I don’t design clothes, I design dreams” membuat banyak orang terinspirasi.

Seluruh desain Ralph dikenal sangat luar biasa dengan gayanya yang klasik dalam kancah mode. Dari situ Lauren kemudian berhasil membangun perusahaan fashionnya yang terus bertahan hingga kini.

Ralph Lauren juga diketahui merancang pakaian Annie Hall dalam film The Great Gatsby. Selain membangun perusahaan fashion, Ralph juga diketahui mendirikan pusat penelitian kanker payudara.

Baca Juga: PPKB FIB UI Hadirkan Upacara Adat Bakar Batu Papua

Marc Jacob

Satu lagi desainer yang berhasil dan sangat sukses mendominasi dunia mode, yaitu Marc Jacob. Di tahun 1986, untuk pertama kalinya Jacobs memperkenalkan dan meluncurkan koleksinya dengan label Marc Jacobs.

Marc Jacobs juga berhasil mendapatkan penghargaan Perry Ellis sebagai “Bakat Mode Baru” pada tahun 1987. Jacobs juga berhasil masuk dalam 100 orang paling berpengaruh di dunia. Sebelum mencapai kesuksesannya seperti sekarang, siapa sangka Mark pernah bekerja di beberapa tempat lain.

Mark diketahui pernah bekerja di salah satu butik pakaian di New York menjadi stock boy di Charivari. Marc Jacobs juga pernah menjadi direktur kreatif merk ternama Louis Vuitton pada tahun 1997 hingga 2014.

Baca Juga: Combiphar Rayakan HUT Air Mancur Group ke 60 dengan Semarak Inspirasi Sehat Lintas Usia

Jimmy Choo

Jimmy Choo adalah nama salah satu brand yang pasti sudah dikenal oleh banyak kaum wanita. Karya-karya Jimmy Choo yang paling banyak dikenal adalah desain sepatu wanita buatan tangannya.

Jimmy Choo desainer yang berasal dari negeri jiran Malaysia ini, pada awalnya mulai dikenal setelah rancangan sepatunya berhasil ditampilkan di majalah Vogue. Di tahun 1996, Jimmy Choo Ltd mulai didirikan dan menjual berbagai aksesoris, tas, parfum dan sepatu.

Kesuksesan Jimmy Choo juga diketahui saat desain-desainnya banyak digunakan oleh Lady Diana. Hal yang unik, Jimmy Choo ternyata sudah mulai merancang sepatu sejak berusia 11 tahun. Selain itu ia juga memutuskan pindah dari Malaysia ke London demi menggapai impiannya.

Baca Juga: Depok Kembangkan Inovasi Smart Culture di SMP

Alexander McQueen

Alexander McQueen adalah salah satu desainer dan penjahit yang paling terkenal di dunia. Karya-karya McQueen menjadi salah satu pakaian paling hits dan banyak digunakan oleh orang-orang terkenal.

Alexander McQueen memang telah meninggal dunia di tahun 2010, namun banyak hasil desainnya yang melegendaris. Sebelum mendirikan labelnya sendiri, McQueen pernah bekerja sebagai kepala designer dari brand Givenchy. Prestasi McQueen dibuktikan dengan menjadi juara Designer of The Year selama 4 kali berturut-turut.

Baca Juga: UI Open Days 2024 Dipenuhi Ribuan Pengunjung yang Mencari Informasi Seputar Perkuliahan di UI

Christian Dior

Christian Dior adalah salah satu desainer terkenal kelahiran Prancis, Dior lahir pada 21 Januari 1905. Sudah bukan rahasia umum lagi kalau setiap orang yang memakai rancangan dari Dior selalu jadi pusat perhatian.

Dior selalu mengusung konsep “New Look” di setiap karyanya dan memang berhasil membuat terobosan baru dunia fashion. Desain-desain Dior memang dikenal sebagai badai yang berhasil mengguncang dunia mode kala itu.

Karya-karya Dior yang penuh inovasi berhasil membawa namanya sebagai desainer ternama di dunia. Kini brand Christian Dior dimiliki oleh Group Arnault, karena Christian Dior telah meninggal dunia tahun 1957.

Baca Juga: Hanasui Lebarkan Sayap ke Malaysia, Komitmen Jadi Brand Nomor Satu

Donatella Versace

Versace adalah adalah salah satu brand ternama dunia yang memiliki berbagai jenis rancangan mulai dari berbagai desain pakaian, aksesoris, perkakas rumah hingga hotel. Sosok dibalik kesuksesan brand ini tidak lain adalah Donatella Versace.

Donatella adalah saudari dari Gianni Versace yang juga seorang fashion desainer ternama. Dia mengambil alih bisnis sang kakak Gianni Versace dan berhasil mengangkat brand Versace ke tingkat yang lebih tinggi.

Desain-desain Versace memang selalu menarik perhatian terutama para kaum hawa. Versace sendiri dikenal dengan rancangan pakaian wanitanya yang terlihat seksi, mewah dengan warna cerah.

Selain nama-nama desainer terkenal di atas, masih ada banyak desainer dunia yang tidak kalah terkenal. Seperti Domenico Dolce dan Stefano Gabbana, Jean-Paul Gaultier, Valentino Garavani.

Begitulah kisah tentang Paris Fashion Week yang menjadi acuan mode di dunia. Tentu, di Asia ada juga kiblat mode yang disukai oleh anak muda dan penggemar fashion, contohnya seperti fashion Korea dan Jepang.

Baca Juga: Ini Dia Sosok Wanita Muda yang Muncul Jadi Calon Wali Kota Depok, Bakal Lawan Berat Calon dari PKS

Namun Paris tetap menjadi magnit dari pusat mode internasional. Dan bagaimana dengan Indonesia? Selain kain endek Bali yang dipakai di PFW itu, ada pula assesoris yang dipajang di acara perhelatan mode internasional tersebut, dia adalah jenama Bali Jewel Rocks Bijoux Indonesia yang resmi diundang dan tampil di Paris Fashion Week 2022, penciptanya adalah Sean Sheila dengan nama brand Jewel Rocks Bijoux atau fesyen asesoris yang berdiri sejak tahun 2014.

Nama ini diambil dari nama kedua desainer, yaitu Sean dan Sheila, yang keduanya merupakan lulusan sekolah di Singapura. Hanya ada dua jenama asal Indonesia yang diundang secara resmi oleh pihak manajemen Paris Fashion Week 2022.

Hal ini dapat dilihat dari situs resmi Paris Fashion Week 2022, di mana tercantum jenama Bali Jewel Rocks Bijoux dan Sean Sheila. Kedua jenama/asesoris ini mendapat spot di showroom yang bertempat di Palais Brongniart, dan dijadwalkan tampil pada tanggal 4 sampai 7 Maret 2022, dari pagi hingga sore, waktu Paris. (***)

Penulis: Fanny J Poyk

Berita Terkait

Image

Pertanyaan Netizen Soal MyPertamina, Jawabannya Menohok

Image

Lirik Lagu Hati-Hati di Jalan-Tulus, Sempat Viral di Sosmed Namun Masih Bikin Baper Netizen