Sekilas Tentang Artificial Intelligence Dibenak Penyair
ruzka.republika.co.id--Tahun lalu sebelum AI (Artificial Intelligence) booming seperti sekarang, Riri Satria seorang dosen Computer Science dari Universitas Indonesia (UI) pernah menulis sekilas tentang program itu di Facebook.
Ya, saat itu gaungnya belum seramai sekarang, dan Riri yang juga seorang penyair, membahas AI secara sistematis pada temu wicara yang berlangsung di Teater Kecil Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta, Rabu (11/10/2023).
Kini gaung AI semakin mencuat dan banyak dibicarakan dan dipraktekkan oleh berbagai kalangan.
"Saya kemudian tergelitik untuk membahasnya secara sederhana, tujuannya agar para ibu atau bapak yang suka menulis paling tidak tahu apa itu AI. Dan saya pun mengerti apa yang dimaksud dengan kemajuan teknologi AI tersebut," ujar Riri.
Baca Juga: FKUI Kembangkan Inovasi Layanan Bedah Tangan Tanpa Turniket
Artificial Intelligence adalah simulasi kecerdasan manusia yang diterapkan ke dalam sistem komputer atau perangkat mesin lain, sehingga perangkat itu memiliki cara berpikir seperti manusia.
Tujuan diciptakannya AI untuk meniru aktivitas kognitif manusia. Ada juga yang menyebutkan AI atau kecerdasan buatan adalah ilmu dan rekayasa pembuatan mesin cerdas yang melibatkan mekanisme untuk menjalankan sebuah tugas dengan menggunakan komputer.
AI juga rekayasa teknologi yang mempelajari dan membangun sistem komputer untuk melakukan tindakan seperti manusia yang meliputi pembelajaran, pemikiran, pengambilan keputusan hingga interaksi antar manusia.
Baca Juga: Tips Mudah Menjaga Kesehatan Mental, Salah Satunya Kontrol Emosi
Melalui AI masalah kognitif yang terkait dengan kecerdasan manusia seperti pembelajaran dan pemecahan masalah dapat dilakukan. AI diprogram untuk dapat berpikir seperti manusia dan meniru tindakan mereka. AI dibuat oleh manusia dengan pemograman melalui algoritma yang kompleks.
Tujuannya untuk mencerdaskan umat manusia, pembelajaran, penalaran dan beragam hal yang berkaitan dengan pemikiran di otak.
Secara umum sistem kerja kecerdasan buatan adalah dengan menyerap data dalam jumlah besar, menganalisis data untuk korelasi dan pola, selanjutnya menggunakan pola itu untuk membuat prediksi tentang kondisi pada masa mendatang.
Baca Juga: Pusat Forensik Terintegrasi UI Gelar Diskusi Strategis Kasus Kopi Jessica: Kita Belajar Apa?
Pemograman AI berfokus pada tiga keterampilan kognitif utama yaitu pembelajaran mesin (Machine Learning), pemrosesan bahasa alami (Natural Language Processing), dan pemahaman gambar/citra (Computer Vision).
Ada beberapa kategori di dalam AI, yaitu Weak AI dan Strong AI. Weak AI dirancang untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu, seperti permainan video hingga virtual assistant seperti Alexa pada Amazon dan Siri di Apple.
Sedangkan Strong AI bisa ditemukan pada jenis aplikasi seperti mobil atau self driving, atau ruang operasi rumah sakit. Kedua sistem ini cukup rumit dan diprogram untuk menangani situasi di mana mereka diminta untuk menyelesaikan masalah yang sedang terjadi.
Strong AI digolongkan menjadi empat tipe yaitu AI reaktif, memori terbatas, teori pikiran dan kesadaran diri.
Teknologi AI kian massif saat ini, inovasinya dapat membantu kegiatan manusia sehari-hari. Contoh AI yang sering digunakan adalah Chatbot ChatGPT, Chatbot berbasis AI buatan OpenAI yang dapat menjawab beragam pertanyaan dengan yang luwes, tidak kaku seperti robot.
Baca Juga: PPM UI Gelar Seminar Budaya Literasi Finansial DKM Kota Depok
Selain ChatGPT, banyak pula aplikasi AI yang populer saat ini, seperti AI Voice Generator, yaitu software yang mampu membuat suara buatan dengan meniru suara asli dari beberapa tokoh atau karakter. Contoh lain AI Voice Generator dapat mengganti lagu dengan suara orang lain.
Ada juga AI yang mampu menghasilkan gambar berdasarkan data yang diinput pengguna program tersebut. Misalnya, si pengguna memasukkan data teks, nantinya program akan menghasilkan desain gambar sesuai dengan data teks yang diinput.
Kecerdasan Buatan, yang sering disingkat sebagai "AI" itu, mungkin berkonotasi dengan robotika atau adegan futuristik, Namun kecerdasan buatan (AI) mengungguli robot fiksi ilmiah, dia bisa memasukan data ke dalam non-fiksi ilmu komputer yang canggih dan modern.
Baca Juga: KPU Kabupaten Bogor Mulai Mendata Daftar Pemilih Tambahan
Profesor Pedro Domingos, seorang peneliti terkemuka di bidang ini, menggambarkan "lima suku" machine learning, yang terdiri dari simbolis, yang berasal dari logika dan filsafat koneksionis, yang berasal dari ilmu saraf, evolusioner, berkaitan dengan biologi evolusioner, Bayesian, berhubungan dengan statistik dan probabilitas dan analogis yang berasal dari psikologi.
Baru-baru ini, kemajuan dalam efisiensi komputasi statistik telah membuat Bayesian berhasil memajukan bidang di sejumlah area, yang disebut "machine learning".
Demikian pula, kemajuan dalam komputasi jaringan telah menyebabkan koneksionis memperluas hingga ke subbidang yang disebut "deep learning". Machine learning (ML) dan deep learning (DL) merupakan bidang ilmu komputer yang berasal dari disiplin Kecerdasan Buatan.
Secara garis besar, teknik-teknik ini dipisahkan menjadi teknik pembelajaran yang "diawasi" yakni menggunakan data pelatihan yang mencakup keluaran yang diinginkan dan yang "tidak diawasi" yakni menggunakan data pelatihan tanpa keluaran yang diinginkan.
Kecerdasan Buatan (AI) "lebih cerdas" dan belajar lebih cepat dengan lebih banyak data dan bisa dilakukan setiap hari.
Semua perusahaan menghasilkan bahan bakar ini untuk menjalankan solusi machine learning dan deep learning, baik yang dikumpulkan dan diekstraksi dari gudang data seperti Amazon Redshift yang benar-benar akurat melalui kekuatan "klaster" dengan Mechanical Turk, maupun secara dinamis ditambang melalui Kinesis Streams.
Lebih jauh, dengan munculnya IoT, teknologi sensor secara eksponensial menambah jumlah data yang akan dianalisis dan data dari sumber dan tempat serta objek dan peristiwa yang sebelumnya hampir tidak tersentuh.
Dampak Buruk AI
Terciptanya Artificial Intelligence membawa pengaruh positif dan negatif di berbagai aspek kehidupan baik dari dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan. AI membawa manfaat yang signifikan terhadap berbagai bidang, termasuk pendidikan.
Pada cakupan yang lebih luas, membantu sistem dan pengembangan pendidikan dengan lebih cepat dan praktis. Sedangkan dampak negatif yang diciptakan oleh Artificial Intelligence ini adalah dengan meningkatnya penggunaan mesin AI mengakibatkan masalah pengangguran.
Baca Juga: UI dan BPS Resmikan Pojok Statistik, Gunakan Data Secara Bijak
Ketika mesin menggantikan sumber daya manusia, tingkat orang yang kehilangan pekerjaan akan meningkat.
Karena mesin bisa bekerja tanpa istirahat dan jauh lebih menguntungkan untuk industri daripada bekerja dengan orang-orang yang membutuhkan istirahat, karena mesin tidak kenal lelah tidak seperti manusia pada umumnya.
Dampak sosial lainnya dari AI adalah peningkatan status sosial bagi ilmuwan yang menciptakan program untuk AI tersebut.
Baca Juga: Anggota Komisi IX DPR RI Mengimbau Para PMI di Kota Depok Jangan Terbujuk Rayu Sindikat Pekerja
Akan tetapi, jika semakin banyak ilmuwan yang menciptakan mesin ini, tidak menutup kemungkinan bahwa kemampuan untuk bersosialisasi terhadap satu sama lain akan berkurang.
Sedangkan dampak terhadap lingkungan yang disebabkan oleh Artificial Intelligence ini adalah untuk mencegah aksi perusakan lingkungan dan memantau populasi hewan liar mulai berkembang di berbagai daerah dengan cara memonitori keberadaan satwa di kawasan hutan baik yang digarap oleh Pemerintah maupun lembaga non profit.
Sebagai generasi penerus bangsa ini, bisa menyikapi perihal tentang Artificial Intelegence ini dengan banyak cara. Saat berinteraksi dengan siapapun, pikiran, jiwa, raga dan pancaindera hadir total. Tersambung secara penuh dengan seseorang yang sedang berinteraksi. Kebiasaan melakukan kegiatan ini membuat Anda sulit tergantikan oleh siapapun, termasuk kecerdasan buatan.
Baca Juga: Novel Sejarah Depok, Jejak yang Tersisa
Selain itu, bisa mengasah keahlian komunikasi dengan teliti. Perlu tahu, kapan perlu berbicara, kapan perlu diam, kapan perlu berpendapat, kapan perlu berdebat, kapan perlu mendengar dengan benar.
Kemampuan interaksi dan komunikasi dengan pihak lain itu menjadikan kita benar-benar manusia. Membedakan kita dengan Artificial Intelligence itu.
Jadilah manusia yang sebenar benarnya, yang memiliki pikiran, jiwa, raga dan nurani yang selalu dihadirkan saat menjalani kehidupan sehari-hari. Hindari menjadi "robot" atau ''mesin'' ekonomi yang hanya sibuk menjalankan rutinitas kerja tanpa didasari dengan agama yang dianut.
Jadilah manusia yang sebenarnya manusia apabila Anda ingin siap menghadapi perkembangan Artificial Intelligence ini.
Nah, bagaimana caranya agar bisa mempraktekkan AI dalam kehidupan sehari-hari? Selain Anda harus paham dengan program AI di komputer Anda, Artificial intelligent bekerja sesuai dengan algoritma pemrograman pada sistem komputer yang dimasukan dalam proses pembuatannya, yaitu AI.
Baca Juga: Beredar Tulis Tangan Surat Pernyataan Bermaterai, Pengakuan Jessica Kumala Wongso, ini Isinya
Di dalam pemrograman kerangka berpikir untuk memproses berbagai jenis data. AI memerlukan data yang banyak dan kuat agar komputer dapat membedakan pola yang berguna.
Dengan banyaknya data juga algoritma yang kompleks, mesin seakan-akan dapat berpikir sendiri, membuat keputusan, belajar, juga beradaptasi.
Reporter: Fanny J Poyk